Tanggal dan Hari

Soal Kebijakan Tarif Trump, PKS: Indonesia Harus Jalankan Diplomasi Dagang Cerdas dan Terukur

Muhammad Kholid menegaskan kebijakan tarif baru Presiden AS Donald Trump harus direspons dengan strategi diplomasi dagang yang cerdas dan terukur.
Anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Kholid. (Foto: DPR RI)

PROTIMES.CO – Anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Kholid menegaskan kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump harus direspons dengan strategi diplomasi dagang yang cerdas dan terukur.

Menurutnya, Indonesia tidak boleh terjebak dalam retaliasi perdagangan yang justru bisa merugikan perekonomian nasional.

Sebagai gantinya, ia mendorong pemerintah untuk mengutamakan diplomasi dagang, baik secara bilateral maupun multilateral bersama negara-negara lain yang terdampak kebijakan tersebut.

“Indonesia harus menegosiasikan kembali skema Generalized System of Preferences (GSP) dan berbagai hambatan non-tarif agar tetap bisa mengakses pasar Amerika Serikat. Selain itu, kita perlu segera menyiapkan diversifikasi ekspor ke kawasan seperti Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan negara-negara BRICS, karena lanskap rantai pasokan, perdagangan, dan investasi global akan berubah pasca kebijakan tarif Trump,” kata Kholid, Senin (7/4/2025).

Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia itu juga menyoroti dampak kebijakan tarif Trump terhadap industri padat karya di Indonesia.

Dengan AS sebagai salah satu mitra dagang utama dan surplus perdagangan Indonesia terhadap AS mencapai USD 16,8 miliar, kebijakan ini bisa memukul industri yang bergantung pada pasar AS.

“Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat mencakup tekstil, garmen, mebel, elektronik, dan machinery tools terkait otomotif. Kita perlu menyiapkan skema fiskal untuk melindungi industri padat karya yang terdampak langsung, serta mengantisipasi risiko lay off atau PHK massal,” jelasnya.

Selain dampak perdagangan langsung, Kholid juga mengingatkan bahwa perang dagang ini bisa memicu aliran modal keluar (capital outflow) dan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Oleh karena itu, pemerintah harus menyiapkan langkah mitigasi di sektor keuangan.

“Transmisi dampak perang dagang tidak hanya terjadi melalui jalur perdagangan, tetapi juga melalui pasar keuangan. Potensi keluarnya modal asing harus diantisipasi agar tidak memperburuk tekanan terhadap rupiah,” pungkas anggota Komisi XI DPR RI yang membidangi keuangan dan pembangunan nasional itu.

Sebagai langkah konkret, Kholid mendorong pemerintah untuk segera menyusun strategi mitigasi yang komprehensif agar ekonomi nasional tetap stabil di tengah ketidakpastian global.

Pewarta: Khairul

Editor: Khopipah

WhatsApp
Twitter
Facebook
Telegram

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Scroll to Top

LOGIN