Press "Enter" to skip to content

Ida Fauziyah Optimis Jakarta Jadi Kota Global

Pemandangan Jakarta. (Foto: beritajakarta)

PROTIMES.CO – Anggota DPR RI Ida Fauziyah mengatakan bahwa Undang-Undang (UU) No 2 Tahun 2024 memposisikan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai prasyarat utama untuk menjadikan Jakarta sebagai Pusat Perekonomian Nasional dan Kota Global.

Menurutnya, penekanan UU tersebut yang menjadi salah satu aspek kunci status Jakarta sebagai kota global adalah pembangunan sumber daya manusia yang diatur secara eksplisit dalam UU DKJ.

“Akses dan kualitas pendidikan, termasuk izin kerja sama, pembinaan, dan pengawasan satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat dan/atau lembaga asing, pendidikan tinggi, pengelolaan akademi komunitas,  penguatan vocational education (pendidikan kejuruan) untuk menyiapkan SDM adaptif,” ujar Ida.

Wakil Ketua Umum PKB itu meyakini bahwa kota global harus mampu menyeimbangkan daya saing global dengan kualitas hidup lokal serta pelibatan dunia pendidikan dalam membangun kemajuan SDM.

“Butuh strategi untuk menyeimbangkan daya saing global dengan kualitas hidup lokal. Peran besar universitas dan komunitas global dalam membangun SDM kota,” imbuhnya.

Dia mengaku optimis Jakarta akan menjadi Kota Global jika melakukan kolaborasi seluruh lapisan masyarakat, seperti akademisi, universitas, serta dunia usaha dan dunia industri.

“Jakarta optimis menjadi Kota Global, kuncinya adalah kolaborasi dengan semua stakeholder,” tukasnya.

Dalam hal ini, Ida mengingatkan bahwa kondisi Jakarta di kancah global masih belum cukup kuat. Berdasarkan indeks Kota Global, posisi Jakarta merosot dari peringkat ke-54 dunia pada tahun 2015 menjadi peringkat ke-74 pada tahun 2024 dari total 154 kota. 

Menurutnya, penurunan 20 posisi dalam satu dekade ini menjadi sinyal penting bahwa upaya kolektif perlu diperkuat.

Penurunan terbesar terjadi pada dimensi Human Capital, yang anjlok hingga 28 poin. Padahal, aspek ini menyumbang bobot terbesar dalam penilaian, yakni sekitar 30 persen dari total indeks.

Penilaian Human Capital meliputi berbagai indikator, mulai dari proporsi penduduk asing yang tinggal di kota, jumlah universitas unggulan, persentase penduduk yang mengenyam pendidikan tinggi, keberadaan pelajar internasional, sekolah internasional, universitas kedokteran, serta kemudahan akses kota bagi talenta global.

Situasi ini, menurut Ida, perlu menjadi perhatian bersama. Bukan hanya pemerintah yang harus bergerak, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.

“Kita semua memiliki bagian yang tidak kalah penting dalam membangun kualitas SDM Jakarta agar mampu bersaing secara global,” pungkasnya.

Pewarta: Khairul

Editor: Khopipah

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    © 2025 Protimes.co