Press "Enter" to skip to content

BRIN: Kemarau Basah Perlu Diwaspadai, Prakiraan Cuaca Harus Jadi Rutinitas

Ilustrasi. (Foto: Vecteezy/Oleg Gapeenko)

PROTIMES.CO – Fenomena iklim yang tidak biasa, yaitu kemarau basah, sedang berlangsung di sejumlah wilayah Indonesia dan menjadi perhatian para ahli.

Peneliti Klimatologi BRIN, Erma Yulihastin, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap pola cuaca baru yang kerap membawa hujan deras di tengah musim kemarau.

“Masyarakat harus mulai menjadikan prakiraan cuaca sebagai bagian dari rutinitas harian,” ujarnya.

Menurutnya, hujan yang terjadi pada musim kemarau saat ini bukanlah kejadian sesaat, tetapi bagian dari pola iklim baru yang telah konsisten muncul sejak tahun 2018.

“Ini pola iklim baru yang perlu direspons serius oleh pemerintah melalui kebijakan mitigasi bencana,” tegas Erma.

Ia mengungkapkan bahwa tekanan udara rendah di Samudra Pasifik dan Hindia menjadi salah satu penyebab hujan di musim kemarau.

Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan risiko bencana seperti banjir, longsor, dan genangan air di kawasan rentan.

“Kemarau sekarang ini menipu, seolah-olah kering, padahal masih sering hujan. Kami menyebutnya kemarau basah,” katanya.

Erma menambahkan, selain kesiapan infrastruktur, masyarakat juga perlu proaktif mengikuti informasi cuaca agar dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi secara mendadak.

Pewarta: Dzakwan

Editor: Khopipah

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    © 2025 Protimes.co