PROTIMES.CO – Penetapan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO tidak hanya memberikan pengaruh terhadap aspek kebudayaan Indonesia. Peluang terbukanya pariwisata budaya lewat Reog Ponorogo dapat juga dimanfaatkan bagi pelaku UMKM.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Ketua Paguyuban Warga Ponorogo sekaligus Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam Gelar Reog Ponorogo, Sabtu (11/1/2025). Ia menyampaikan, Ponorogo bisa memanfaatkan kesenian Reog di tengah absennya industri besar di wilayah tersebut.
“Ponorogo itu lokasi kotanya yang disebut landlock. Gak ada jalur logistik, gak ada laut, gak ada bandara. Jadi kalau ngomongin logistik, cost-nya akan tinggi. Jadi Ponorogo itu gak punya industri besar, gak punya komoditas besar,” ujarnya.
“Tapi ketika kita bedah dengan bupati, kita punya budaya Reog Ponorogo yang besar,” lanjutnya.
Salah satu upaya pemerintah dalam menopang pariwisata budaya melalui Reog Ponorogo adalah dengan membangun Monumen Reog dan Museum Peradaban di kawasan Gunung Gamping, Desa/Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Bupati Ponorogo terpilih, Sugiri Sancoko, menyampaikan bahwa progres pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban saat ini telah mencapai sekitar 90 persen. Sugiro juga menargetkan monumen dan museum tersebut akan rampung pada tahun ini.
“Kalau main building-nya sudah 90 persen lebih untuk bangunan utamanya. Kan di situ ada wahana, ada program–ada banyak-banyak wahana. Siap-siap itu sambil berjalan. Tapi untuk museum dan monumen selesai pada tahun ini,” tuturnya.
Setelah Reog Ponorogo ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak benda (WBTb) oleh UNESCO, pemerintah berupaya menjadikan Monumen Reog dan Museum Peradaban sebagai penopang pariwisata baru untuk daerah Ponorogo, Jawa Timur.
Penulis: Dzakwan Edza
Editor: Khopipah Indah Lestari