PROTIMES.CO – Eskalasi konflik antara India-Pakistan menimbulkan kekhawatiran berbagai kalangan di dunia, termasuk Indonesia.
Serangan militer India ke berbagai lokasi di wilayah Kashmir, yang merupakan bagian Pakistan, menyebabkan 31 korban sipil dan membuat situasi semakin memanas.
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menyatakan keprihatinannya dan berharap pemerintah India dan Pakistan dapat menahan diri demi meredakan tensi konflik.
“Baik India maupun Pakista adalah negara sahabat Indonesia, tentu kita prihatin jika terjadi konflik bersenjata antar kedua negara tersebut. Setiap konflik bersenjata pasti akan menimbulkan korban sipil, menghancurkan fasilitas umum dan mengganggu perekonomian,” ujar Sukamta, Jumat (9/5/2025).
“Jika konflik meluas, tidak hanya kedua negara yang akan merasakan dampaknya, secara regional tentu juga akan berpengaruh. Oleh sebab itu tidak ada cara lain selain menahan diri dan berusaha menyelesaikan permasalahan di meja perundingan,” imbuhnya.
Diketahui beberapa analisis menyebutkan skenario terburuk meningkatnya konflik adalah penggunaan senjata nuklir oleh kedua negara.
Menurut Sukamta, skenario tersebut sangat kecil untuk terjadi, karena kedua pihak selama ini memiliki kebijakan dan mendeklarasikan tidak akan menggunakan nuklir terlebih dahulu.
“Saya meyakini, para pemimpin di India maupun Pakistan masih menggunakan pikiran yang rasional dengan mempertimbangkan berbagai risiko. Juga ada histori, beberapa konflik terkait wilayah Khasmir dan perbatasan selama ini tidak meluas dan mampu diselesaikan di meja perundingan,” tuturnya.
Wakil Ketua Fraksi PKS ini berharap Pemerintah Indonesia bisa prokatif tampil sebagai juru damai dengan melakukan upaya mediasi perdamaian antara India dan Pakistan. Menurutnya, momentum saat ini sangat tepat.
“Momentumnya tepat, selain karena hubungan persahabatan Indonesia dengan kedua negara. Amerika Serikat yang selama ini berperan menekan India dalam konflik-konflik terdahulu, saat ini sedang dihadapkan dengan berbagai persoalan dalam dan luar negeri, termasuk di dalamnya saat ini duta besar AS di India sejak Trump terpilih masih vakum,” kata Sukamta.
“Sementara China sebagai kekuatan utama regional Asia, hubungan dengan India panas dingin serta dianggap lebih dekat dengan Pakistan. Maka Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama regional Asia tentu diharapkan bisa tampil aktif menjadi mediator,” pungkasnya.
Pewarta: Khairul
Editor: Khopipah