PROTIMES.CO – Sebagai simbol daerah Ponorogo, regenerasi pegiat Reog Ponorogo menjadi isu yang cukup hangat dalam pelestarian budaya Indonesia, khususnya di masyarakat Ponorogo. Perubahan zaman membawa dampak yang tidak kecil terhadap keberlanjutan kesenian ini. Namun, regenerasi tetap diupayakan bagi kelestarian budaya Reog Ponorogo.
“Tadinya kita khawatir. Ini kan budaya jadul (zaman dulu), dan tidak banyak budaya tradisional yang dilakukan generasi muda. Kalau saya lihat, orang Ponorogo hebat. Setiap tahun selalu ada Festival Reog Nasional yaitu Grebeg Suro yang dilaksanakan hampir sebulan,” ujar Susiwijono Moegiarso selaku Ketua Paguyuban Warga Ponorogo sekaligus Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Saat Festival Reog Nasional diselenggarakan, masyarakat Ponorogo berkumpul untuk menyaksikan acara tersebut. Hampir semua jenjang sekolah memiliki kelompok tim Reog untuk diikutsertakan dalam perlombaan tari Reog Ponorogo.
Susiwijono juga menyampaikan kekagumannya atas semangat kelompok-kelompok tim Reog dalam latihan untuk perlombaan Festival Reog Nasional. “Latihannya luar biasa. Saya datang saat itu, dan gak nyangka antusiasme anak-anak yang biasa megang gadget, (mereka) menari reog.” tuturnya.
Kecintaan generasi muda terhadap Reog Ponorogo memberikan harapan besar bagi kelestarian seni tradisional ini. Dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan penikmat pertunjukan kesenian ini amat dibutuhkan guna menghadirkan kesempatan untuk mereka tampil. Dengan begitu, budaya Reog Ponorogo akan semakin terjaga sebagai simbol identitas rakyat Ponorogo.
Penulis: Dzakwan Edza
Editor: Khopipah Indah Lestari
