JAKARTA,PROTIMES.CO – Teknologi kecerdasan artifisial (AI) berkembang pesat. Dengan kehadiran instrumen yang mengatur etika pemanfaatan teknologi terbaru, perlindungan hak asasi manusia dan kelestarian lingkungan menjadi topik utama di seluruh dunia.
Untuk memastikan penggunaan AI secara etis dan bertanggung jawab, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan bahwa tata kelola harus diterapkan melalui pendekatan Policy, Platform, dan People, atau 3P.
“Policy menekankan pentingnya memasukkan elemen keamanan, keadilan, dan inklusivitas. Platform menyoroti kebutuhan untuk menciptakan ekosistem AI yang inklusif melalui kolaborasi antar platform. Sementara People berfokus pada pemberdayaan pengembangan kapasitas masyarakat,” jelasnya saat memberikan Keynote Speech secara daring dalam Indonesia AI Conference 2024 di Jakarta Selatan, Rabu (10/07/24).
Nezar menjelaskan bahwa untuk menjamin kepastian hukum, regulasi umum dan lintas sektoral diperlukan, meskipun Indonesia belum memiliki undang-undang AI.
Seperti UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan perubahannya, UU No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi, dan Surat Edaran tentang Etika AI, ada juga peraturan yang hanya berlaku untuk sektor industri tertentu.
Dari sisi platform, komputasi awan adalah salah satu industri yang menggunakan teknologi AI untuk menerapkan strategi digital.
“AI sangat penting dalam komputasi awan. Teknologi cloud dengan AI, IoT, dan analitik, sangat penting dan menjadi fondasi untuk strategi digital,” ujarnya.
Nezar mengatakan bahwa penggunaan AI generatif dalam komputasi awan dapat mempercepat penelitian, meningkatkan kreativitas, dan meningkatkan layanan pelanggan. Itu bahkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas analisis data untuk memprediksi hasil masa depan.
“Dalam bidang kesehatan, teknologi cloud yang terintegrasi dengan AI telah merevolusi diagnosis, memastikan keamanan data, mempercepat penelitian, dan memperluas kemampuan telemedicine. Di bidang keuangan, AI meningkatkan deteksi penipuan, manajemen risiko yang lebih baik, dan layanan yang dipersonalisasi, yang mengarah pada akurasi dan kepuasan pelanggan yang lebih besar,” jelasnya.
Oleh karena itu, Nezar menekankan pentingnya mempercepat agenda transformasi digital nasional. Ini dapat dicapai hanya dengan mematuhi prinsip-prinsip transfer infrastruktur dan transfer pengetahuan yang berlaku di Indonesia juga.
Dia tegas menyatakan bahwa Indonesia percaya bahwa tata kelola AI harus didasarkan pada hal ini sehingga memungkinkan Indonesia dan negara berkembang lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam rantai pasokan AI global, tidak hanya sebagai pengguna.
Nezar, mengapresiasi pelaksanaan Indoensia AI Conference 2024 dengan tema “Infinite Possibilities, One Cloud – Unveil the Future.”
“Acara ini mempertemukan para pemikir terbaik di bidang teknologi untuk mengeksplorasi potensi luar biasa dari AI, yang sangat selaras dengan tujuan pemerintah untuk transformasi digital. Mari kita semua bekerja sama untuk mewujudkan visi ini,” ungkapnya.
Turut hadir Wakil Presiden Alibaba Cloud International Sean Yuan, dan Wakil Presiden Produk dan Solusi Alibaba Cloud International Dongliang Guo. (*)