PROTIMES.CO – Di tengah tekanan ekonomi global yang masih berlanjut, ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 4,87% pada triwulan I tahun 2025.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti pentingnya sektor industri pengolahan, khususnya industri baja, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam pembukaan acara Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 di Jakarta Convention Center, Rabu (21/5/2025), Airlangga menyatakan bahwa sektor industri pengolahan tetap menjadi kontributor terbesar pertumbuhan PDB, dengan kontribusi sebesar 19,25% dan pertumbuhan 4,55% pada TW I-2025.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa perdagangan global sedang memasuki tahun-tahun yang sulit karena adanya tarif struktural di mana besi, baja, dan aluminium dikenakan tarif 25%. Namun karena ini diperlakukan untuk seluruh dunia, maka tentunya kita harus menjaga daya saing kita,” tuturnya.
Ia juga menyoroti lonjakan konsumsi baja nasional yang diperkirakan mencapai 18,3 juta ton pada 2024, dan bahkan berpotensi meningkat hingga 47 juta ton pada 2035. Dalam lima tahun terakhir, ekspor komoditas besi dan baja tumbuh sebesar 22,18%.
Selain memaparkan pencapaian nasional, Airlangga juga menyoroti tantangan eksternal seperti kebijakan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) dari Uni Eropa dan potensi oversupply baja dari China. Pemerintah, menurutnya, tengah meninjau regulasi anti-dumping guna melindungi pasar domestik.
“Kita harus siap untuk itu dan saya berharap Asia Tenggara, besi, dan baja dapat membuat strategi menuju produksi yang lebih berkelanjutan dan lebih hijau,” ujarnya.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah