PROTIMES.CO – Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika yang sekarang menjadi Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, dinilai untuk sebaiknya mengungkap partai politik (parpol) yang menjadi mitra judi online (judol).
“Karena Budi Arie telah mengungkapkan adanya partai politik yang menjadi mitra judi online. Sudah saatnya Budi Arie menyebut partai mana yang jadi mitra judol,” kata Direktur Eksekutif Pusat Sosial Politik Indonesia (Puspolindo) Zulhefi di Jakarta, Senin (26/5/2025).
“Tak perlu takut, masyarakat pasti akan mendukung. Apalagi partai tersebut bercokol di Senayan,” sambungnya.
Jika Budi Arie tak kunjung mengungkap parpol tersebut, kata Zulhefi, itu sama artinya dengan menebar fitnah yang akan berdampak buruk baik secara hukum maupun politik.
“Bisa-bisa tujuh partai politik yang bercokol di Senayan melaporkan balik Budi Arie ke penegak hukum karena merasa difitnah. Tentu konsekuensi hukum dan politik bagi mantan Ketua Projo itu sangat besar,” tuturnya.
Zulhefi menangkap pesan di balik pernyataan Budi Arie bahwa dirinya tak ingin sendirian terjerat dalam kasus dugaan penerimaan fee 50 persen dari bisnis judol.
“Kalau tak ingin terjerat sendiri, sebaiknya ungkap saja partai yang menjadi mitra judol. Bila perlu ungkap juga siapa yang membeking judol,” katanya.
Pengungkapan parpol yang menjadi mitra judol sudah sejalan dengan visi misi Presiden Prabowo Subianto.
Seperti yang diketahui, Presiden Prabowo berkomitmen untuk memberantas judol meskipun ada yang membeking atau yang menjadi mitra judol.
“Presiden Prabowo sudah tegas dan berkomitmen memberantas judol sampai ke akar-akarnya, tak peduli siapa yang membeking dan mitra. Ini kesempatan Budi Arie menunjukkan komitmennya memberantas judol,” sebut mahasiswa Program Doktoral Universitas Andalas tersebut.
Sebagaimana diketahui, dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh salah satu media online, Budi Arie Setiadi mengungkap adanya salah satu partai politik yang saat ini berada di Senayan sebagai mitra judol.
Rekaman tersebut viral dan menjadi perbincangan di publik.
Pewarta: Khairul
Editor: Khopipah
