Press "Enter" to skip to content

Kaitan OCI dan Taman Safari Jadi Sorotan, Bukti Lapangan Perkuat Dugaan

Ilustrasi. (Foto: Freepik)

PROTIMES.CO – Hubungan antara Oriental Circus Indonesia (OCI) dan Taman Safari Indonesia (TSI) menjadi salah satu poin krusial dalam laporan investigatif terbaru Kementerian HAM terkait dugaan eksploitasi terhadap mantan pemain sirkus anak.

Meskipun pihak TSI menyatakan bahwa keduanya merupakan entitas terpisah, sejumlah bukti lapangan justru mengindikasikan keterkaitan erat antara keduanya.

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa pendiri OCI, yakni HM dan keluarganya, juga tercatat sebagai pendiri dan pemilik TSI.

Pemain OCI bahkan disebut pernah diperbantukan untuk pertunjukan di area TSI, yang dikonfirmasi melalui foto-foto dan testimoni mantan pemain sirkus serta pihak TSI sendiri.

Letak geografis yang berdekatan antara rumah HM – tempat latihan para pemain sirkus OCI – dan lokasi TSI di Cisarua, Bogor, semakin menguatkan dugaan relasi antara kedua lembaga tersebut.

Rumah HM bahkan disebut menyimpan piagam penghargaan atas pertunjukan keliling yang dilakukan dengan label “Oriental Circus Taman Safari”.

Piagam dari Kodim dan Pemda menunjukkan bahwa TSI juga melakukan pertunjukan luar ruang, yang secara operasional menyerupai aktivitas OCI.

Padahal, TSI secara resmi mengklaim sebagai lembaga konservasi dan hiburan edukatif, bukan sirkus keliling.

Munculnya nama “Oriental Circus Taman Safari” dalam pemberitaan media massa tahun 1997 juga mempertegas indikasi hubungan institusional maupun fungsional antara OCI dan TSI.

Hal ini bertolak belakang dengan klaim TSI yang menegaskan bahwa OCI hanyalah kelompok tak berbadan hukum dan berdiri sendiri.

Perbedaan keterangan antara pengadu dan teradu dalam konteks ini menuntut klarifikasi hukum yang tuntas.

Sebab, jika ditemukan relasi legal maupun operasional, maka TSI bisa dimintai pertanggungjawaban hukum sebagai bagian dari entitas yang mempekerjakan anak-anak secara eksploitatif.

Kementerian HAM menyarankan perlu adanya pendalaman lebih lanjut dengan melibatkan pihak berwenang, termasuk audit operasional dan hubungan kelembagaan.

Tanpa kejelasan ini, proses penyelesaian kasus akan terus dibayangi oleh keraguan publik dan melemahkan semangat penegakan keadilan bagi korban.

Transparansi dan pembukaan arsip internal TSI dinilai sebagai langkah krusial untuk membuktikan atau menolak keterlibatan mereka dalam dugaan eksploitasi sirkus anak yang kini menjadi perhatian nasional.

Pewarta: Dzakwan

Editor: Khopipah

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *