Press "Enter" to skip to content

Mensos Tegaskan Sekolah Rakyat Berbasis Potensi Anak, Bukan Sistem Formal

Menteri Saifullah Yusuf. (Foto: Kementerian Sosial)

PROTIMES.CO — Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf menegaskan Sekolah Rakyat berbeda dengan sekolah formal konvensional. Program ini dirancang tanpa tes akademik dan fokus pada pembinaan berbasis potensi anak melalui talent mapping.

“Jadi saya mengajak teman-teman tidak berpikir ini sama seperti sekolah-sekolah umum ya. Karena ini tidak ada tes akademik, yang ada adalah talent mapping melihat kemampuan anak sebagai pedoman para guru untuk membimbing siswa-siswa di sekolah rakyat,” ujarnya di SRMP 9 Bandung, Kompleks Wyataguna.

Ia juga menjelaskan bahwa masa matrikulasi di Sekolah Rakyat berlangsung lebih lama dibanding sekolah umum. Hal ini dilakukan agar pembinaan potensi anak menjadi lebih optimal.

Meskipun terdapat 143 guru (9,7 persen) dan sekitar 1,4 persen siswa yang mundur, Syaifullah menegaskan kegiatan belajar tetap berjalan di 70 titik.

Sebagian siswa yang mundur bahkan kembali bergabung setelah dilakukan pendekatan.

“Kami tidak memaksa. Itu pilihan, dan kami hormati. Tapi kami juga siapkan pengganti,” katanya.

Sekolah Rakyat dirancang untuk menjangkau anak-anak dari kelompok rentan hingga miskin ekstrem yang tidak terserap oleh sistem pendidikan formal.

Hingga akhir 2025, program ini ditargetkan beroperasi di 159 titik dari Sabang sampai Merauke.

“InsyaAllah pada 15 Agustus nanti akan mencapai 100 titik kalau sarprasnya sudah siap, dan menyusul 59 titik tambahan pada September,” jelasnya.

Pewarta: Dzakwan

Editor: Khopipah

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *