PROTIMES.CO — Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Minggu (20/7/2025), dinilai tak hanya menjadi ajang silaturahmi. Analis komunikasi politik Hendri Satrio menilai, pertemuan itu sarat makna strategis dan mengandung empat sinyal politik penting yang patut dicermati elite dan publik.
Salah satu sinyal utama yang dibaca Hensa adalah klarifikasi hubungan antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan. Usai bertemu Jokowi, Prabowo menyebut hubungan partainya dengan PDI-P seperti “kakak-adik”. Hensa menilai ini sebagai upaya untuk menegaskan garis kerja sama tanpa harus terikat koalisi formal.
“Prabowo menggunakan bahasa kakak-adik itu untuk menegaskan bahwa Gerindra dan PDI Perjuangan tidak akan berkoalisi. Namun, ini bukan berarti mereka tidak bisa bekerja sama dan kompak dalam membenahi bangsa,” ujar Hensa.
Menurutnya, posisi PDI Perjuangan sebagai partai penguasa kursi Ketua DPR sangat penting untuk menjalankan fungsi pengawasan terhadap jalannya pemerintahan. Di sisi lain, Prabowo sebagai presiden tentu membutuhkan keseimbangan dukungan dan kontrol.
“Prabowo tampaknya menginginkan PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan untuk menjadi pengkoreksi pemerintahan yang ia jalankan dan kompak bersamanya,” jelasnya.
Sinyal lain yang tak kalah krusial adalah soal kemungkinan reshuffle kabinet. Hensa mencurigai bahwa dalam pertemuan tersebut turut dibahas nasib para menteri yang dekat dengan Jokowi.
“Pertemuan ini kemungkinan juga membahas terkait dengan kabinet, di mana kemungkinan Prabowo membicarakan nasib menteri-menteri yang dekat dengan Jokowi ke depan akan seperti apa,” kata Hensa kepada wartawan.
Tak hanya itu, polemik mengenai ijazah Jokowi juga ikut menjadi perhatian. Hensa melihat Prabowo bisa saja memberikan dukungan moral dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
“Ada kemungkinan Prabowo memberikan dukungan agar isu ini dapat diselesaikan dengan baik, menunjukkan solidaritas politik,” tuturnya.
Adapun sinyal pertama yang dibaca Hensa adalah akan meredanya isu pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Terlebih, Gibran turut hadir dalam pertemuan tersebut.
“Dengan adanya Prabowo bersilaturahmi ke kediaman Jokowi, bisa jadi mereka juga membicarakan isu-isu terkini. Dan saya melihat, setelah pertemuan itu, isu terkait pemakzulan wapres ini akan mereda ke depannya,” ujar Hensa.
Di akhir analisanya, Hensa menekankan pentingnya pertemuan ini sebagai strategi komunikasi politik.
“Prabowo dengan cerdas menggunakan momen ini untuk mengirim pesan politik yang jelas, baik kepada publik maupun kepada elite politik lainnya,” tutupnya.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah
Be First to Comment