Press "Enter" to skip to content

Pertemuan Prabowo-Jokowi Dinilai Jadi Titik Reda Isu Pemakzulan Gibran

Pertemuan Prabowo dan Jokowi di Solo, Minggu (20/7). (Foto: Instagram/presidenrepublikindonesia)

PROTIMES.CO — Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Solo pada Minggu (20/7/2025) memunculkan sejumlah spekulasi dan tafsir politik. Salah satunya terkait dengan isu pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang belakangan menghangat.

Analis komunikasi politik, Hendri Satrio, menyebut pertemuan tersebut sebagai langkah strategis yang mengirimkan empat sinyal penting. Sinyal pertama, menurutnya, adalah akan meredanya isu pemakzulan Gibran, seiring dengan kehadiran Gibran dalam pertemuan tersebut.

“Dengan adanya Prabowo bersilaturahmi ke kediaman Jokowi, bisa jadi mereka juga membicarakan isu-isu terkini. Dan saya melihat, setelah pertemuan itu, isu terkait pemakzulan wapres ini akan mereda ke depannya,” ujar Hendri Satrio.

Sinyal kedua yang ditangkap Hensa, sapaan akrabnya, adalah terkait relasi antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan. Ia merujuk pada pernyataan Prabowo soal hubungan “kakak-adik” antara kedua partai besar tersebut, yang muncul sehari setelah pertemuan dengan Jokowi.

“Prabowo menggunakan bahasa kakak-adik itu untuk menegaskan bahwa Gerindra dan PDI Perjuangan tidak akan berkoalisi. Namun, ini bukan berarti mereka tidak bisa bekerja sama dan kompak dalam membenahi bangsa,” kata Hensa.

Ia menilai PDI Perjuangan berperan penting sebagai partai yang akan mengoreksi kebijakan pemerintahan mendatang dari luar, selaras dengan keinginan Prabowo agar pemerintahan tetap seimbang dan diawasi.

“Prabowo tampaknya menginginkan PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan untuk menjadi pengkoreksi pemerintahan yang ia jalankan dan kompak bersamanya,” tambahnya.

Sinyal ketiga yang tak kalah penting adalah soal dukungan Prabowo terhadap penyelesaian polemik ijazah Jokowi. Hendri menilai, solidaritas politik turut tercermin dalam pertemuan ini.

“Ada kemungkinan Prabowo memberikan dukungan agar isu ini dapat diselesaikan dengan baik, menunjukkan solidaritas politik,” ucapnya.

Sinyal keempat adalah potensi reshuffle kabinet. Hendri menduga bahwa pembahasan seputar posisi menteri-menteri yang selama ini dekat dengan Jokowi ikut dibicarakan dalam pertemuan tersebut.

“Pertemuan ini kemungkinan juga membahas terkait dengan kabinet, di mana kemungkinan Prabowo membicarakan nasib menteri-menteri yang dekat dengan Jokowi ke depan akan seperti apa,” ungkapnya.

Menurut Hensa, pertemuan ini bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi memiliki bobot strategis tinggi. “Prabowo dengan cerdas menggunakan momen ini untuk mengirim pesan politik yang jelas, baik kepada publik maupun kepada elite politik lainnya,” tutupnya.

Pewarta: Dzakwan

Editor: Khopipah

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *