ASEAN Perkuat Kerja Sama Baja Hadapi Perang Tarif dan Tantangan Global

Airlangga menyambut baik penandatanganan MoU ASEAN Iron & Steel Council oleh 6 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

PROTIMES.CO – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong kolaborasi kawasan ASEAN dalam menghadapi tantangan industri baja global, terutama akibat tarif struktural dan kebijakan perdagangan negara maju.

Hal tersebut disampaikannya saat membuka Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 di Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Airlangga menyambut baik penandatanganan Nota Kesepahaman ASEAN Iron & Steel Council oleh enam negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Kerja sama ini diharapkan memperkuat rantai pasok regional dan meningkatkan daya saing industri baja Asia Tenggara.

“Saya pikir sudah saatnya bagi ASEAN, sebagai salah satu produsen baja terbesar di dunia, untuk bekerja sama. Karena segmen industri dalam tarif tidak membedakan antara besi, aluminium, dan baja tahan karat, maka besi dan baja Asia Tenggara harus mencakup ketiga komoditas besar tersebut,” ujarnya.

Ia juga menyoroti potensi besar ASEAN dengan populasi 600 juta jiwa dan nilai ekonomi lebih dari USD3 triliun, yang menjadikan kawasan ini sebagai pasar kuat bagi industri baja.

Momentum ini dinilai strategis untuk menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik di tengah ketegangan dagang global.

Menko Airlangga turut menyinggung ancaman oversupply dari China serta kebijakan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) Uni Eropa yang membebankan tarif karbon.

Ia pun menegaskan pentingnya strategi produksi yang lebih hijau dan efisien.

“Saya juga setuju dengan Ketua South East Asia Iron and Steel Institute (SEAISI) bahwa kita juga harus membahas tentang teknologi,” kata Airlangga.

Kerja sama ASEAN dinilai krusial agar kawasan tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pusat produksi baja yang berkelanjutan.

Pewarta: Dzakwan

Editor: Khopipah

Scroll to Top