Tanggal dan Hari

Kuwait Perlu 4 Ribu Pekerja Migran, Wamen Christina-Dubes Bahas Langkah Strategis Penempatan

Dalam diskusi pada Senin (5/5), terungkap adanya 4 ribu peluang kerja untuk sektor formal di Kuwait yang baru terisi seribu orang pada tahun 2024 lalu.
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/Shahbaz Hussain)

PROTIMES.CO – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani berdiskusi secara daring soal peluang penempatan lebih banyak pekerja migran Indonesia (PMI) dengan Duta Besar Indonesia di Kuwait, Lena Maryana, Senin (5/5/2025).

Dalam diskusi tersebut terungkap adanya 4 ribu peluang kerja untuk sektor formal di Kuwait yang baru terisi seribu orang pada tahun 2024 lalu – terbanyak melalui skema private to private (p to p).

“Kementerian P2MI dan KBRI Kuwait akan berkoordinasi erat, memastikan kebutuhan pekerja migran di Kuwait bisa dipenuhi baik dari sisi SDM (sumber daya manusia) maupun kompetensinya,” katanya di ruang kerjanya.

Wamen Christina mengatakan, sektor hospitality dan kesehatan menjadi peluang penempatan pekerja migran Indonesia di Kuwait.

Hingga 11 April 2025 ini, ada sekitar 2.668 job order sektor hospitality dan kesehatan yang bisa diambil, di samping sektor lain seperti manufaktur, konstruksi, dan otomotif.

“P3MI (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia) bisa mengambil peluang ini, tentunya dengan menyesuaikan antara kebutuhan user (pemberi kerja di Kuwait) dengan skill pekerja migran kita,  Kementerian P2MI akan menjembatani ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Kuwait Lena Maryana mengakui kerja sama government to government (g to g) dengan Pemerintah Kuwait terkait penempatan tenaga kesehatan belum bisa direalisasikan.

Alasannya, sebelumnya sempat ada keterlambatan terkait negosiasi pengaturan teknis yang tidak ditindaklanjuti Pemerintah Indonesia.

“Karena dari kita yang terlambat, maka slot penempatan pekerja migran sektor kesehatan di Kuwait yang seharusnya bisa diisi dari Indonesia, banyak diisi dari Bangladesh dan Pakistan,” jelas Lena.

“Karena tidak adanya kerja sama g to g, Pemerintah Kuwait membuka langsung lowongan pekerjaan sektor kesehatan melalui website. Artinya warga negara dan negara manapun bisa mengirimkan tenaga kerja sektor kesehatan di Kuwait,” sambungnya.

Kendala lainnya, kata Lena, terkait bahasa Inggris, yang mana perlu bantuan Kementerian P2MI untuk mengkomunikasikan dengan balai latihan kerja (BLK) agar menambah kurikulum pelajaran bahasa Inggris untuk tujuan tertentu (specific purpose English). 

“Contohnya di 2023, Indonesia diminta mengisi 100 tenaga keamanan untuk bandara Kuwait. Namun, tidak satupun yang lolos seleksi, karena terkendala bahasa,” ungkapnya.

Menanggapi berbagai masalah yang disampaikan KBRI Kuwait, Wamen Christina menerima masukan dan akan melakukan koordinasi lanjutan untuk lebih memaksimalkan peluang penempatan pekerja migran Indonesia.

“Kementerian akan berdialog lebih lanjut dan menjembatani kebutuhan yang disampaikan Bu Dubes serta memastikan kompetensi pekerja migran kita sesuai dengan permintaan pasar di Kuwait,” tambah Christina Aryani.

Pewarta: Khairul

Editor: Khopipah

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Scroll to Top

LOGIN