PROTIMES.CO – Brian Yuliarto telah resmi dilantik menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek). Dia menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Brian Yuliarto dilantik langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam pelantikan yang dilaksanakan di Istana Negara pada Rabu (19/2/2025).
Adapun pelantikan Brian berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor XXVIP Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode Tahun 2024–2029.
Brian lahir di Jakarta pada 27 Juli 1975. Dia menamatkan studi S1 di Jurusan Teknik Fisika ITB pada tahun 1999. Lalu, pada rentang tahun 2002–2005, ia menamatkan pendidikan tinggi jenjang S2 dan S3 jurusan Quantum Engineering and System Science Department di University of Tokyo.
Semasa kuliah, Brian adalah pribadi yang aktif berorganisasi. Ia tergabung dalam organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Di organisasi ini, ia pernah menjabat sebagai Ketua KAMMI Bandung 1998–2009 dan Ketua Umum KAMMI Jepang 2001–2003.
Sebelum resmi menjadi Mendikti Saintek, Brian pernah menjabat posisi Dekan FTI (2020–2024), Visiting Professor Tsukuba University (2021–sekarang), Kepala Research Center on Nanoscience and Nanotechnology ITB (2019–2020), Kepala Program Studi Teknik Fisika ITB (2016–2020), Ketua KK AFM FTI ITB (2018–2020), serta Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB (2010–2016).
Brian juga pernah menjabat posisi Ketua Tim Penyusun KEK JIIPE dan KEK Patimban, Anggota Komite Perencana BAPPEDA Jawa Barat 2012–2016, serta memegang lebih dari 20 konsultasi dan layanan kepakaran.
Brian juga punya sederet prestasi yang membanggakan. Dia pernah menerima Habibie Prize 2024, World’s Top 2% Scientist pada tahun 2024.
Prestasi lain yang pernah didapatkannya yaitu Top 1 Indonesia Researcher Nanoscience & Nanotechnology 2023; Peneliti Terbaik ITB 2021; Dosen Berprestasi bidang Saintek ITB 2017; 326 publikasi Scopus, 5.506 sitasi, dan H index 43; serta 410 publikasi Google Scholar, sitasi 6600, H index 43.
Pewarta: Khairul
Editor: Khopipah