PROTIMES.CO — Utusan Khusus Presiden bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, mengingatkan para calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) untuk berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial.
Menurutnya, di era digital saat ini, jejak digital bisa berdampak panjang terhadap citra dan reputasi seseorang, termasuk aparatur sipil negara (ASN).
“Hati-hati. Dulu ada pepatah ‘mulutmu harimaumu’. Sekarang, ‘jarimu jerujimu’. Jadi harus hati-hati, harus lebih peka. Gunakan media sosial untuk memberi manfaat bagi orang banyak,” ujar Raffi saat memberikan arahan kepada 301 CPNS baru Kementerian P2MI, Senin (30/6/2025).
Raffi menuturkan, dari pengalamannya di dunia hiburan, ia memilih tidak meladeni komentar negatif di media sosial. Ia menilai, membalas komentar justru hanya memperpanjang polemik yang tidak perlu.
“Didiemin aja. Saya cuma baca komen, lalu jadikan refleksi diri. Nggak perlu tersulut dan ikut-ikutan membalas,” ujarnya.
Menurut Raffi, meladeni komentar negatif di dunia maya ibarat “berantem dengan angin”, karena lawannya tak terlihat dan tidak akan pernah selesai.
“Kalau kita berantem di sosial media, omong-omongan, itu sama saja kita berantem dengan angin. Pukul-pukulan juga nggak terasa. Kalau ada hoaks, klarifikasi saja dengan baik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Raffi menekankan pentingnya sikap dan etika atau adab bagi para CPNS dalam menjalankan tugas mereka sebagai pelayan publik.
“Ilmu pendidikan itu penting, tapi yang paling penting adalah ilmu kehidupan. Adab itu nomor satu. Harus sopan dengan senior dan orang yang lebih tua,” tegasnya.
Pewarta: Khairul
Editor: Khopipah
Be First to Comment