PROTIMES.CO – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menuturkan bahwa budaya bukanlah beban.
Menurutnya, budaya bisa menjadi ekonomi budaya, industri budaya, serta kontribusinya akan sangat besar untuk tenaga kerja dan lain-lain.
“Jadi soal anggaran, efisiensi, dan sebagainya bisa kita kelola dengan baik. Karena memang harus efisien, kita bisa juga melakukan public-private partnership untuk pemajuan kebudayaan, ekonomi, dan lain-lain,” kata Fadli, Selasa (29/4/2025).
Fadli Zon juga mengajak para wali kota untuk menjadikan budaya sebagai prioritas utama dalam pembangunan kota.
Dia menegaskan bahwa budaya tidak boleh ditempatkan di belakang, melainkan harus menjadi etalase utama sebagaimana yang dilakukan oleh negara-negara maju dengan ekspresi budaya dan museum yang menjadi wajah terdepan bangsa.
“Baru pertama kali dalam 79 tahun Republik Indonesia mempunyai Kementerian Kebudayaan. Artinya Pak Prabowo melihat pentingnya kebudayaan kita ke depan sebagai satu fondasi,” kata dia.
“Ada cultural capital, ada the power of culture, dan ke depan ini, menurut saya akan sangat penting. Karena setelah Sustainable Development Goals, (SDGs) perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) akan menjadikan the power of culture sebagai tujuannya,” sambungnya.
Lewat keberagaman, Menbud meyakini bahwa kekayaan budaya bangsa akan menjadi kekuatan pemersatu.
“Ini di Komisariat Wilayah 1 saja, kekayaan budayanya luar biasa. Dari mulai ekspresi budaya, tarian, musik, tradisi lisan, manuskrip, permainan tradisional. Tapi sayang sekali masih banyak daerah yang cagar budaya tingkat nasional ini baru beberapa,” ujar Fadli Zon.
Menbud juga menyampaikan bahwa di Indonesia juga terdapat jaringan Kota Pusaka, sehingga harapannya kota yang berada di Komwil I juga sudah terlibat.
Bagi kota yang belum termasuk dalam jaringan Kota Pusaka tentunya diharapkan mulai ikut dalam jejaring tersebut, dan bermanfaat bagi kerja sama di dalam.
Pewarta: Khairul
Editor: Khopipah