PROTIMES.CO – Pemerintah Indonesia terus memperkuat langkah konkret dalam upaya menekan angka kematian akibat kanker serviks.
Dalam diskusi “Reafirmasi Komitmen Eliminasi Kanker Serviks”, Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono menegaskan pentingnya implementasi strategi nasional secara terkoordinasi.
Kanker serviks, yang menjadi kanker terbanyak kedua di Indonesia, mencatat lebih dari 36.000 kasus baru setiap tahun.
Parahnya, menurut Prof. Dante, sekitar 70 persen dari kasus tersebut baru diketahui pada stadium lanjut, sehingga meningkatkan risiko kematian secara signifikan.
Mengatasi situasi ini, pemerintah telah menyusun Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks yang berfokus pada tiga pilar utama.
Pilar pertama adalah vaksinasi HPV bagi anak perempuan dan laki-laki usia 15 tahun. Pilar kedua, skrining HPV DNA untuk perempuan usia 39 tahun. Pilar ketiga, penanganan medis standar bagi kasus kanker serviks invasif.
“Harapan saya, diskusi ini bisa membuka sudut pandang baru, melahirkan solusi, serta memperkuat kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah, swasta, praktisi, maupun masyarakat luas,” ujar Wamenkes Dante.
Sebagai langkah konkret, mulai tahun 2025 ini, skrining HPV DNA akan diintegrasikan dalam program pemeriksaan kesehatan gratis untuk memperluas cakupan deteksi dini di seluruh Indonesia.
Prof. Dante juga menyoroti tantangan geografis yang menjadi hambatan utama, terutama di daerah terpencil dan kepulauan yang sulit dijangkau layanan kesehatan.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Kementerian Kesehatan akan membangun laboratorium pendukung di seluruh kabupaten dan kota.
Selain itu, pemeriksaan kanker serviks akan diintegrasikan sebagai layanan rutin di Puskesmas, agar lebih efektif dan mudah diakses masyarakat.
Prof. Dante menegaskan, keberhasilan eliminasi kanker serviks memerlukan kerja sama kuat dari seluruh pemangku kepentingan.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah