PROTIMES.CO – Polri mengingatkan masyarakat agar tidak sembarangan membuka tautan dari pesan tak dikenal, menyusul terungkapnya kejahatan digital yang memanfaatkan perangkat BTS palsu untuk penyebaran SMS phishing.
Kabareskrim Komjen Pol Wahyu Widada menyebut bahwa penyebaran SMS tidak memerlukan nomor ponsel korban.
“Yang penting nyebar saja. Namanya juga blasting, kadang nyangkut, kadang tidak nyangkut,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap keamanan data pribadi.
“Jangan gegabah. Begitu kita klik tautan dari sumber tak jelas, data kita bisa langsung disedot,” ujarnya.
Menurut Wahyu, kejahatan digital kini berkembang sangat pesat. Bahkan undangan dalam bentuk file APK yang dikirim via WhatsApp juga bisa menjadi pintu masuk peretasan.
“Kita harus betul-betul safe, jangan gampang tergoda oleh pesan-pesan mencurigakan,” katanya.
Brigjen Himawan Bayu Aji menambahkan bahwa modus ini dikendalikan dari jarak jauh melalui Telegram, sementara kendaraan pelaku diarahkan ke lokasi ramai.
Perangkat BTS palsu akan memindai ponsel di sekitar untuk mengirim SMS phishing.
Dari laporan yang diterima, korban tersebar di beberapa wilayah Jakarta dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Meskipun begitu, Wahyu menegaskan bahwa kerugian materi bukan satu-satunya masalah.
“Yang lebih penting adalah bagaimana penegakan hukum bisa memberikan efek jera dan mencegah kejadian serupa di masa depan,” katanya.
Polri juga terus menelusuri kemungkinan kejadian serupa di kota-kota besar lain.
“Tidak menutup kemungkinan bisa terjadi di mana saja selama ada BTS dan pelaku memiliki kemampuan,” pungkas Wahyu.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah