Tanggal dan Hari

Perhitungan Astronomi Indikasikan Hilal Awal Ramadan 1446 H Berpotensi Terlihat Jumat

Direktur Urais Binsyar Kemenag, Arsad Hidayat, menjelaskan bahwa posisi hilal pada hari itu sudah memenuhi syarat visibilitas berdasarkan kriteria MABIMS.
Ilustrasi. (Foto: Freepik)

PROTIMES.CO – Hilal penanda awal Ramadan 1446 Hijriah berpotensi terlihat di Indonesia pada Jumat (28/2/2025) berdasarkan perhitungan astronomi atau hisab.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) Kementerian Agama (Kemenag), Arsad Hidayat, yang menjelaskan bahwa posisi hilal pada hari itu sudah memenuhi syarat visibilitas berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

Menurut perhitungan, ijtimak akan terjadi pada pukul 07.44 WIB. Saat matahari terbenam, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara 3° hingga 4° dengan sudut elongasi antara 4° hingga 6°.

Dengan parameter ini, ada kemungkinan hilal dapat teramati, meskipun tetap memerlukan verifikasi melalui metode rukyatul hilal.

Meskipun indikasi hilal terlihat cukup kuat, keputusan resmi mengenai awal Ramadan tetap akan ditentukan melalui Sidang Isbat yang digelar Kementerian Agama pada Jumat petang.

Sidang ini akan menggabungkan hasil hisab dan rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Abu Rokhmad menegaskan bahwa hasil sidang isbat nantinya akan menjadi acuan bagi seluruh umat Islam di Indonesia untuk menentukan tanggal pertama puasa Ramadan.

“Kita berharap umat Islam di Indonesia bisa mengawali Ramadan tahun ini secara bersama-sama, sesuai dengan hasil sidang isbat yang telah mempertimbangkan perhitungan astronomi dan rukyatul hilal,” ujar Abu Rokhmad.

Untuk memastikan akurasi penentuan awal Ramadan, Kemenag akan bekerja sama dengan BMKG, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), serta para ahli falak dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) Islam dalam pemantauan hilal.

Sidang isbat akan dipimpin langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar dan dihadiri oleh MUI, perwakilan DPR, Mahkamah Agung, serta sejumlah organisasi Islam di Indonesia.

Dengan metode perhitungan modern dan pemantauan langsung, diharapkan penetapan awal Ramadan dapat berjalan transparan dan dapat diterima oleh seluruh umat Islam di Indonesia.

Pewarta: Dzakwan

Editor: Khopipah

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Scroll to Top

LOGIN