Tanggal dan Hari

Strategi Baru HTI Pasca Pembubaran, Eks Anggota Ungkap Modus Kamuflase

Menurut mantan anggota HTI, para pendukung HTI masih aktif menyebarkan ideologi kdengan cara baru, yakni berkamuflase melalui berbagai lembaga dan organisasi.
WhatsApp
Facebook
Twitter
Telegram
(Foto: Islami.co)

PROTIMES.CO – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) resmi dibubarkan pemerintah pada tahun 2017. Akan tetapi, pembubaran ini ternyata tidak berarti kelompok ini benar-benar hilang.

Menurut dua mantan anggota HTI, Ayik Heriansyah dan Rida Hesti Ratnasari, para pendukung HTI masih aktif menyebarkan ideologi khilafah dengan cara baru, yakni berkamuflase melalui berbagai lembaga dan organisasi yang berbeda nama.

Ayik Heriansyah, yang pernah menjabat sebagai pimpinan HTI Bangka Belitung, mengungkapkan bahwa HTI tidak lagi membawa atribut secara terang-terangan. Akan tetapi, pola gerakan mereka tetap sama, dengan berbagai aksi yang secara halus tetap menyuarakan agenda lama.

“Mereka masih ada, tetapi dengan cara yang berbeda. Mereka tidak membawa nama HTI secara langsung, tetapi bisa dikenali dari bendera yang dibawa, narasi yang diangkat, dan orang-orang yang terlibat dalam aksi,” jelas Ayik.

Ia menambahkan, HTI menggunakan banyak nama organisasi baru untuk tetap melanjutkan aktivitas mereka. Taktik ini membuat mereka lebih sulit dilacak oleh aparat keamanan dan masyarakat umum yang tidak mengenali pola gerakan mereka.

Sementara itu, Rida Hesti Ratnasari menegaskan bahwa HTI masih beroperasi layaknya sebuah organisasi, dengan perekrutan, pembinaan, hingga pengkaderan yang terus berjalan.

“HTI tidak bubar secara ideologi, hanya secara hukum. Mereka masih aktif membangun jaringan dan menyebarkan ideologi mereka, bahkan lebih masif daripada sebelumnya karena mereka bergerak lebih senyap,” ujar Rida.

Lebih jauh, Rida menyoroti bagaimana HTI memanfaatkan kebebasan berpendapat di Indonesia untuk menyebarkan paham mereka. Dengan dalih demokrasi, mereka terus berusaha menanamkan ideologi khilafah di tengah masyarakat.

Temuan ini menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap penyebaran ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

Penguatan literasi kebangsaan dan pemahaman tentang ideologi negara menjadi langkah penting dalam menangkal pengaruh gerakan ekstremis di Indonesia.

Pewarta: Dzakwan Edza

Editor: Khopipah Indah Lestari

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Scroll to Top

LOGIN