PROTIMES.CO — Pemerintah Indonesia terus mendorong penerapan energi terbarukan di sektor industri. Hal ini terlihat dari apresiasi Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terhadap PT Lami Packaging Indonesia, yang memanfaatkan energi surya dengan kapasitas 5,3 megawatt dalam operasional pabrik barunya.
“Langkah ini diharapkan dapat diadopsi oleh berbagai sektor industri sehingga mampu mendukung target pencapaian Net Zero Emission yang digalakkan Pemerintah,” ujar Airlangga saat meresmikan pabrik kemasan aseptik pertama di Indonesia milik PT Lami Packaging Indonesia, Jumat (1/8/2025).
Selain mendukung transisi energi, kehadiran pabrik ini juga memperkuat posisi Indonesia dalam industri strategis. Industri kemasan, khususnya aseptic packaging, diperkirakan akan tumbuh hingga Rp105 triliun pada 2025.
Dengan konsumsi masyarakat yang meningkat serta kemajuan teknologi pengemasan, sektor ini mendapat dukungan kuat dari industri makanan, minuman, farmasi, dan e-commerce.
“Selama masih ada SDM yang membutuhkan makan dan minum, maka disitu butuh packaging,” tegas Menko Airlangga.
Pabrik ini juga diproyeksikan akan mengurangi ketergantungan terhadap impor. Pasalnya, impor kemasan aseptik saat ini masih bernilai USD193 juta, sementara ekspornya baru mencapai USD30 juta.
Sebagai satu-satunya pabrik aseptic packaging di dalam negeri, PT Lami Packaging Indonesia menjadi tumpuan untuk memperkuat daya saing industri lokal. Keberadaan pabrik ini juga dinilai menguntungkan dari sisi logistik.
“Saya harap pembangunan pabrik baru ini bermanfaat luas dan mendorong pertumbuhan industri makan minum,” lanjut Airlangga.
Peresmian ini turut dihadiri pejabat tinggi dari berbagai kementerian serta pimpinan dari LamiPak Group. Hadir pula Duta Besar Cina untuk Indonesia dan kepala daerah setempat, menandai kolaborasi lintas sektor dan internasional dalam pengembangan industri berkelanjutan.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah
Be First to Comment