PROTIMES.CO — Di tengah ketidakpastian global, industri kemasan Indonesia justru menunjukkan tren pertumbuhan yang mengesankan.
Nilai produksi industri ini meningkat dari Rp87,6 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp93,2 triliun pada tahun 2023. Angka ini diperkirakan akan mencapai Rp105 triliun pada akhir tahun 2025.
Faktor pendorong pertumbuhan ini antara lain meningkatnya konsumsi masyarakat, kemajuan teknologi pengemasan, serta ekspansi sektor farmasi dan e-commerce.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai bahwa industri kemasan memiliki daya tahan tinggi terhadap krisis global.
“Ini industri yang menurut saya recession-proof. Selama masih ada kelahiran, masih ada SDM yang makan dan minum, maka akan selalu dibutuhkan packaging,” ujar Airlangga saat meresmikan pabrik kemasan aseptik pertama di Indonesia milik PT Lami Packaging Indonesia, Jumat (1/8/2025).
Menurutnya, pertumbuhan industri makanan dan minuman secara global juga luar biasa. Oleh karena itu, industri pengemasan menjadi kunci distribusi dan ketahanan rantai pasok dari sumber produksi ke konsumen.
Airlangga juga mencatat kinerja ekspor industri kemasan Indonesia yang mencapai USD30 juta pada tahun 2024. Sementara itu, impor kemasan aseptik masih berada di angka USD193 juta, menunjukkan potensi substitusi impor yang besar.
Pabrik milik PT Lami Packaging Indonesia ini menjadi satu-satunya fasilitas aseptic packaging di dalam negeri, membuka peluang efisiensi logistik dan penguatan rantai pasok domestik. Persaingan pun kini bukan lagi antar pabrik lokal, melainkan langsung dengan pasar global.
Pemerintah terus mendorong penguatan sektor industri yang telah memberikan kontribusi sebesar 19,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Dengan pembangunan pabrik baru ini, semoga bermanfaat luas dan mendorong pertumbuhan industri makan minum,” imbuh Airlangga.
Acara peresmian dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Duta Besar Cina untuk Indonesia dan perwakilan LamiPak Group, yang menunjukkan dukungan kuat terhadap pengembangan sektor industri strategis di Indonesia.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah
Be First to Comment