Press "Enter" to skip to content

Hilirisasi Minerba Jadi Andalan Pemerintah Capai Investasi Rp13.000 Triliun dan Net Zero Emission

Menko Airlangga Hartaro dalam acara Indonesia Mining Forum 2025. (Foto: Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian)

PROTIMES.CO — Pemerintah menjadikan hilirisasi sektor pertambangan sebagai langkah kunci untuk mendorong investasi nasional serta mewujudkan komitmen penurunan emisi menuju Net Zero Emission.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Indonesia Mining Forum 2025 yang diadakan di Studio Metro TV, Kamis (31/7/2025).

Dalam acara yang mengusung tema “Empowering Growth and Sustainability” itu, Airlangga mengungkap bahwa hilirisasi menjadi bagian penting dalam agenda Asta Cita 2025–2029 dan selaras dengan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.

“Untuk tumbuh 8 persen diperlukan investasi, di mana investasi diharapkan bisa mencapai Rp13.000 triliun di periode 2025-2029,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, target investasi tahunan pada tahun 2026 mendatang ditetapkan sebesar Rp2.100 triliun.

Hilirisasi batubara menjadi salah satu strategi unggulan, termasuk pengembangan DME sebagai pengganti LPG dan metanol untuk biodiesel.

“Artinya, batubara ini, kalau kita mencapai Net Zero Emission, tetap kita bisa ekspor batubara,” ujar Airlangga.

Pemerintah telah memetakan peluang investasi dari hilirisasi 28 komoditas dengan potensi mencapai USD618,1 miliar. Proyek-proyek ini diproyeksikan menyerap 3 juta tenaga kerja dan mendorong nilai ekspor hingga USD857,9 miliar.

Pemerintah juga mendorong pengembangan clean coal melalui kombinasi pembakaran amonia dan hidrogen. Airlangga menyebut teknologi ini dapat menjadi solusi jangka panjang bagi pemanfaatan energi batubara yang berkelanjutan.

Untuk sektor migas, Airlangga menyampaikan pentingnya penerapan teknologi carbon capture and storage sebagai strategi peningkatan produksi.

“Dengan carbon capture and storage itu menambah produksi gas,” jelasnya.

Sejumlah proyek hilirisasi kini telah memperoleh status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yang dilengkapi dengan insentif dan dukungan regulasi. Langkah ini menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif di tengah ketegangan dagang global.

“Jadi, pemerintah dan swasta sangat perlu mendorong Indonesia Incorporated untuk energi kita yang swasembada. Tetapi kita harus juga menjaga bahwa coal ini menjadi salah satu tradisional andalan ekspor,” pungkas Airlangga.

Pewarta: Dzakwan

Editor: Khopipah

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *