PROTIMES.CO – Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kebudayaan Fadli Zon secara resmi menyerahkan empat kain Wastra Nusantara kepada UNESCO di markas besar organisasi tersebut di Paris, Prancis.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya diplomasi budaya Indonesia untuk memperkuat pengakuan internasional atas kekayaan warisan budaya nasional.
Kain-kain tradisional yang diserahkan merupakan karya desainer Indonesia Edward Hutabarat. Masing-masing kain memiliki keunikan nilai budaya.
Salah satunya adalah batik Sawunggaling dari Jawa Tengah yang memiliki motif ayam jantan sebagai simbol kekuatan dan martabat. Selain itu, terdapat kain ikat Sumba yang mencerminkan ketekunan karena proses pembuatannya yang memakan waktu berminggu-minggu.
“Penyerahan Wastra Nusantara ini merupakan bukti konsistensi Indonesia dalam merawat kebudayaan,” kata Fadli Zon dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa budaya merupakan bentuk ekspresi masyarakat dan motif kain bisa menjadi “bahasa tanpa kata” yang mampu membangun dialog.
Keempat kain tersebut kini ditempatkan di Indonesian Corner, sebuah ruang strategis di kantor UNESCO yang didesain untuk memperkenalkan budaya Indonesia secara lebih luas kepada masyarakat internasional.
Madame Jennifer Linkins, Assistant Director-General for Administration UNESCO, menyambut baik langkah Indonesia.
“Penyerahan Wastra Nusantara ini merupakan contoh baik bagi negara-negara lain untuk memelihara warisan budaya mereka,” ujar Jennifer.
Edward Hutabarat, sang perancang kain, dikenal sebagai tokoh yang konsisten dalam mengangkat kekayaan tekstil tradisional Indonesia melalui pendekatan artistik dan kuratorial yang kuat.
Dengan penyerahan ini, Indonesia berharap dapat menjalin kerja sama yang lebih erat dengan UNESCO di bidang pelestarian budaya dan promosi kekayaan budaya kepada komunitas global.
Langkah ini juga mempertegas posisi Indonesia sebagai negara yang aktif dalam diplomasi budaya, memanfaatkan warisan leluhur untuk membangun hubungan internasional berbasis nilai-nilai kebudayaan.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah
Be First to Comment