Press "Enter" to skip to content

Tantangan Industri Experiential Learning: Substitusi Program dan Pengetatan Anggaran

PROTIMES.CO — Ketua Umum AELI, Gigih Gaesang, mengungkapkan berbagai tantangan yang tengah dihadapi industri experiential learning di Indonesia, mulai dari substitusi program yang tak sesuai standar hingga dampak besar dari fase efisiensi anggaran pascapandemi.

“Dalam dua fase besar, yaitu pandemi dan masa efisiensi, industri kami terdampak. Tapi anggota kami berhasil berinovasi dengan program-program virtual seperti virtual team building dan amazing race,” ujar Gigih.

Akan tetapi, tantangan baru muncul ketika sejumlah instansi dan pemerintah daerah melakukan efisiensi anggaran. Program experiential learning yang sering masuk ke cost ‘biaya tambahan’ menjadi sasaran pertama pemangkasan.

Mindset bahwa pengembangan SDM harus tetap jadi prioritas dalam masa sulit belum terlalu kuat di Indonesia,” jelasnya.

Di sisi lain, Gigih juga menyoroti maraknya program substitusi, terutama dalam segmen student tour. Banyak program yang mengabaikan kaidah experiential learning dan hanya menekankan aspek wisata.

“Studi tur yang ideal seharusnya punya perancangan program, fasilitator kompeten, dan target pembelajaran yang jelas,” katanya.

Ia menyayangkan praktik substitusi yang membuat program pembelajaran hanya menjadi jalan-jalan murah tanpa nilai edukatif.

“Banyak guru bahkan terlibat dalam penekanan harga, karena ikut didanai dari biaya peserta. Itu merusak ekosistem,” tambah Gigih.

Sebagai respons, AELI mendorong advokasi ke pemerintah untuk memperjelas standar pelaksanaan experiential learning, termasuk juga di dalamnya program student tour. Salah satu langkah konkretnya adalah keterlibatan dalam penyusunan standar di Kementerian Pariwisata dan Tenaga Kerja.

“Anggota kami sudah ikut menyusun standar pelaksanaan student tour bersama salah satu deputi Kemenparekraf. Kami ingin memastikan bahwa kegiatan ini dilakukan oleh provider yang tepat dan terstandar,” jelasnya.

Pewarta: Dzakwan

Editor: Khopipah

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *