Pemerintah Diminta Pertahankan Stairlift di Candi Borobudur

Jandi mengatakan stairlift sangat krusial, agar penyandang disabilitas dan lansia dapat menikmati keindahan dan nilai sejarah Candi Borobudur secara langsung.

PROTIMES.CO – Panitia Waisak Nasional, Jandi Mukianto, mendesak pemerintah untuk tidak mencabut pemasangan stairlift di Candi Borobudur yang merupakan situs warisan dunia UNESCO.

Hal itu disampaikan Jandi menanggapi adanya kabar akan pencopotan stairlift pasca kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Candi Borobudur.

Ia mengatakan fasilitas stairlift sangat krusial untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dan lansia, sehingga mereka dapat menikmati keindahan dan nilai sejarah Candi Borobudur secara langsung.

“Pemasangan stairlift di Candi Borobudur bukan hanya soal akses fisik, tetapi juga tentang mewujudkan inklusivitas. Saya berharap fasilitas ini menjadi karma baik, memungkinkan penyandang disabilitas dan lansia untuk belajar serta menyaksikan langsung keagungan sejarah Nusantara,” ujar Jandi Mukianto.

“Dengan langkah ini, Borobudur akan semakin ramah bagi wisatawan dunia, sejalan dengan standar situs warisan budaya UNESCO lainnya,” sambungnya.

Candi Borobudur, yang dikunjungi lebih dari 1,2 juta wisatawan setiap tahunnya berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2023), merupakan salah satu situs warisan budaya terpenting di Indonesia.

Akan tetapi, sayangnya, struktur tangga candi yang curam sering kali menjadi kendala bagi pengunjung dengan kebutuhan khusus.

Jandi berharap pemasangan stairlift dapat mengatasi hambatan ini, sekaligus menjadikan Candi Borobudur sebagai destinasi yang lebih inklusif.

Menurutnya, sejumlah situs warisan dunia UNESCO telah berhasil menerapkan fasilitas serupa untuk mendukung aksesibilitas.

Misalnya, Acropolis di Athena, Yunani, telah dilengkapi dengan lift miring yang menawarkan akses mudah dan pemandangan panorama bagi penyandang disabilitas.

Di Roma, Italia, Colosseum menyediakan lift untuk mengakses lantai pertama, memungkinkan pengunjung dengan kursi roda menikmati situs bersejarah tersebut.

Sementara itu, Pulau Robben di Afrika Selatan menawarkan tur dengan rute yang ramah disabilitas, termasuk jalur khusus untuk pengguna kursi roda.

Jandi Mukianto mengingatkan bahwa Candi Borobudur bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga warisan dunia.

“Dengan menyediakan fasilitas seperti stairlift, kita tidak hanya menghormati nilai sejarahnya, tetapi juga memastikan bahwa semua orang, tanpa terkecuali, dapat merasakan keajaiban situs ini,” kata dia.

Jandi pun berharap pemerintah dan pengelola Candi Borobudur segera mengimplementasikan rencana ini, sekaligus memastikan bahwa pemasangan stairlift dilakukan dengan mempertimbangkan pelestarian estetika dan integritas struktural candi.

“Dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas internasional, diharapkan dapat mempercepat realisasi inisiatif ini, menjadikan Borobudur sebagai teladan destinasi wisata inklusif di kawasan Asia,” pungkasnya.

Pewarta: Khairul

Editor: Khopipah

Scroll to Top