Aruna Indonesia: Ekspor Tuna ke UEA Wujud Kerja Keras Nelayan Bungus

Ekspor senilai USD 90 ribu ini difasilitasi oleh Kementerian Perdagangan dan merupakan bagian dari strategi pembukaan pasar nontradisional Indonesia.

PROTIMES.CO – Chief Sustainability Officer & Co-Founder Aruna Indonesia, Utari Octavianty, menyebut ekspor tuna beku ke Uni Emirat Arab (UEA) sebagai simbol kerja keras nelayan dan seluruh ekosistem perikanan di Sumatra Barat.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara pelepasan ekspor produk frozen yellow fin tuna loin ke Dubai yang digelar di PT Dempo Andalas Samudera, Padang.

Ekspor senilai USD 90 ribu atau sekitar Rp1,87 miliar ini difasilitasi oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan merupakan bagian dari strategi pembukaan pasar nontradisional Indonesia.

“Sehingga, nelayan-nelayan di Bungus bisa terus menangkap ikan tuna dan mendapatkan akses pasar yang lebih baik. Ekspor ini menjadi simbol kerja keras para nelayan, seluruh karyawan dan pekerja, hingga ekosistem perikanan,” ujar Utari.

Utari menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Kemendag yang telah menghubungkan PT Dempo Andalas Samudera dengan pembeli di UEA, memungkinkan kelanjutan ekspor di tengah dinamika global.

Menteri Perdagangan Budi Santoso dalam sambutannya menegaskan bahwa pelaku usaha perlu memanfaatkan perjanjian perdagangan, seperti CEPA Indonesia-UEA, untuk mendorong ekspor. “Kita sudah punya perjanjian dagang dengan UEA, maka perlu kita manfaatkan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia akan menandatangani CEPA dengan Tunisia pada Juni dan tengah mengejar perundingan serupa dengan Uni Eropa.

Gubernur Sumbar Mahyeldi menyampaikan permintaan dukungan lanjutan dari pemerintah pusat agar produk unggulan provinsinya semakin kuat di pasar global. Ia mengungkapkan bahwa Export Coaching Program telah mencetak 60 eksportir baru di Sumatra Barat.

Pewarta: Dzakwan

Editor: Khopipah

Scroll to Top