PROTIMES.CO – Bagi sebagian besar pelajar dan mahasiswa di Jakarta, malam kerap menjadi waktu produktif untuk belajar. Akan tetapi, ruang publik yang mendukung aktivitas literasi di malam hari masih sangat terbatas.
Kini, masalah tersebut telah terpecahkan. Perpustakaan Jakarta menjawab kebutuhan itu dengan memperpanjang jam operasionalnya hingga pukul 22.00 WIB.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dalam peninjauannya menyampaikan bahwa jumlah pengunjung meningkat drastis sejak diberlakukannya jam buka malam.
“Selama ini, untuk mencapai 3.000 pengunjung per hari sangat sulit. Namun sekarang bisa mencapai 3.200 bahkan 3.600,” ungkapnya.
Sebanyak 75,9% pengunjung Perpustakaan Jakarta merupakan pelajar dan mahasiswa. Mereka datang tidak hanya untuk membaca buku, tetapi juga memanfaatkan bilik multimedia, ruang diskusi, dan layanan digital.
Perpanjangan jam operasional menjadi oase baru bagi kalangan muda yang kesulitan belajar di rumah atau mencari suasana produktif di luar jam sekolah.
Rencana pengaturan tiga shift petugas akan memastikan keamanan dan pelayanan tetap optimal.
“Kami akan atur menjadi tiga shift, supaya kontinuitas layanan kepada pengunjung benar-benar terjaga,” kata Pramono.
Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjadikan literasi sebagai gerakan kota.
Tak hanya menyediakan buku, perpustakaan juga menghadirkan Jaklitera, aplikasi digital yang memungkinkan akses buku elektronik, katalog, dan layanan e-resource. Inovasi ini menjadikan perpustakaan bukan hanya fisik, tapi juga virtual.
Fasilitas modern seperti ruang podcast dan bilik privasi menyesuaikan kebutuhan pelajar masa kini.
Lebih dari sekadar tempat membaca, perpustakaan kini menjelma menjadi pusat pengembangan karakter dan kreativitas generasi muda Jakarta, bahkan ketika malam tiba.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah