BALIKPAPAN,PROTIMES.CO – Masuknya teknologi baru asal Amerika Serikat (AS) ke pasar retail jasa layanan internet, menjadi perhatian publik. Yakni, Starlink sebagai salah satu alternatif penyedia jasa internet di Indonesia mendapatkan respons beragam dari masyarakat.
Direktur PT Multinet Perkasa Indonesia, Rahadi Budiman mengungkapkan, Provier internet sangat terpukul dengan kehadiran teknologi baru, pemain baru asal AS pemilik Starlink, perusahaan penyedia jasa Internet berbasis satelit.
“Provider internet Indonesia sangat terpukul, mulai dari infrastruktur yang sudah dibangun (tower) hingga harga yang sudah bersaing secara baik dengan pasaran yang ada di Indonesia sekarang ada kehadiran operator baru Starlink, Provider internet sangat terpukul,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, karena kondisi dengan di lapangan harga yang diberikan Starlink sebesar Rp 750 ribu perbulan dengan peaknya mencapai lebih dari 300 mbps, benar-benar di bawah harga pasaran.
“Sedangkan yang sudah ada sekarang seperti IndiHome, Biznet, MyRepublic itu 50 mbps dengan harga Rp 250 ribu, itu yang paling murah bisa juga Rp 300 ribu-Rp 350 ribu karena promo dibanderol menjadi Rp 250 ribu dan Starlink up to 300 mbps dengan harga Rp 750 ribu tanpa kuota,” ucap Rahadi.
Lanjutnya, bagaimana menghadapi pemain asing yang sudah diberikan karpet merah oleh Pemerintah Republik Indonesia, sehingga akan memukul industri internet yang sudah dibangun sejak tahun 1987 sampai saat ini dan akan tergilas dengan kehadirannya.
Sementara itu, Rahadi mengatakan, kalau di PAS Net tersebut, memang prioritas hanya di Wireless sama radio. Kita tidak bangun kabel optik (tanpa kabel fisik). Dengan menggunakan gelombang radio, inframerah, atau gelombang elektromagnetik lainnya,
“Jadi pangsa pasar kita tidak sebanyak seperti teman-teman yang sudah bangun infrastruktur fiber optik,” katanya.
Menurut Rahadi, muncul kekhawatiran masuknya Starlink ke pasar, layanan internet akan berdampak kepada persaingan usaha yang tidak sehat pada sektor ini.
“Belum lagi kehadiran terbaru di bulan Juli, sudah launching di AS dan tinggal launching saja di Indonesia. Di AS sendiri sudah ada Starlink direct to cell, artinya Starlink sudah bisa melayani handphone seluler tanpa kartu,” ucapnya.
“Jadi bagaimana kondisi operator seluler, BTS-BTS dan towernya, kemungkinan tidak akan berguna. Apalagi signal satelit dari atas ke bawah tegak lurus vertikal dan selama kita ketemu langit itu pasti akan terkoneksi dengan internet,” ujarnya. (to)