PROTIMES.CO – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap realitas pola hidup remaja di wilayahnya yang dinilai menyimpang dari disiplin hidup sehat dan produktif.
Dalam kunjungannya ke Kementerian HAM bersama Menteri HAM Natalius Pigai, Dedi menyoroti perubahan gaya hidup yang merugikan masa depan anak-anak muda.
“Yang terjadi pada anak-anak di Jawa Barat itu pola hidupnya adalah mereka rata-rata tidurnya jam empat pagi karena waktunya dihabiskan untuk main game online,” ujar Dedi Mulyadi, Kamis (8/5/2025).
Akibat pola hidup tersebut, banyak remaja terjerumus pada kebiasaan bolos sekolah dan bahkan terlibat dalam aksi kekerasan yang terorganisir lewat media sosial.
Ia juga menyebut adanya peredaran obat-obatan terlarang dan minuman keras dengan harga murah yang bisa diakses anak-anak tingkat SMP.
Lebih lanjut, Dedi menilai bahwa penyelesaian persoalan ini tidak cukup melalui pendekatan konvensional.
“Problem itu ternyata tidak bisa diselesaikan di internal sekolah melalui pendekatan bimbingan konseling, dan problem itu juga tidak bisa diselesaikan di internal keluarga,” ungkapnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), kata Dedi, kini menggagas model pendidikan berbasis kedisiplinan yang menggandeng TNI sebagai mitra.
Model ini, menurutnya, bukan bentuk hukuman, melainkan upaya membangun pola hidup sehat dan terstruktur, termasuk melepas kecanduan terhadap handphone, menjauhi zat adiktif, dan memperbaiki pola tidur.
“Kami mendatangkan guru dari berbagai tempat. Setelah itu mereka salat dzuhur, kemudian istirahat, dan mengikuti program minat dan bakat,” terang Dedi saat menjelaskan kurikulum program pendidikan karakter tersebut.
Model pendidikan barak yang tengah dijalankan Pemprov Jabar ini menurutnya justru membuka akses belajar yang sebelumnya hilang.
“Selama ini mereka bolos. Mereka tidak pernah belajar. Bangunnya rata-rata jam sepuluh siang,” tegas Dedi.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah