PROTIMES.CO – Amerika Serikat mengecam keras tindakan China yang melukai nelayan Filipina setelah kapal Penjaga Pantai China menggunakan meriam air dan memotong tali jangkar kapal nelayan di sekitar Escoda/Sabina Shoal, Laut Filipina Barat. Kecaman disampaikan Departemen Luar Negeri AS pada Minggu, 14 Desember waktu setempat, atau Senin, 15 Desember waktu Manila.
“Tindakan agresif ini membahayakan warga Filipina yang mencari nafkah sebagai nelayan. Kami berdiri bersama sekutu kami, Filipina, dalam menghadapi aksi provokatif dan taktik berbahaya China yang merusak stabilitas kawasan,” ujar Tommy Pigott, Deputi Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS.
Melansir dari rappler.com, pernyataan tersebut menyusul kecaman Duta Besar AS untuk Filipina, MaryKay Carlson, yang menilai aksi Penjaga Pantai China mengancam nyawa dan mata pencaharian nelayan sipil Filipina. Carlson juga memuji Penjaga Pantai Filipina yang sigap memberikan bantuan dan mempertahankan hak kedaulatan negaranya.
Kecaman serupa datang dari negara-negara mitra Filipina lainnya. Duta Besar Kanada David Hartman menyatakan keprihatinan serius atas tindakan agresif China yang dinilai membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan. Ia menegaskan bahwa sengketa harus diselesaikan secara damai dan sesuai hukum internasional.
Duta Besar Australia Marc Innes-Brown menyebut aksi China telah menyebabkan warga sipil terluka dan kapal nelayan rusak. Australia, katanya, menyerukan sikap menahan diri dan penghormatan terhadap UNCLOS atau Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Sementara itu, Duta Besar Jepang Endo Kazuya menyatakan keprihatinan mendalam dan menegaskan penolakan terhadap segala tindakan yang meningkatkan ketegangan di kawasan.
Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan Kanada merupakan mitra pertahanan utama Filipina. Manila memiliki Visiting Forces Agreement (VFA) dengan AS, Status of Visiting Forces Agreement (SOVFA) dengan Australia dan Kanada, serta Reciprocal Access Agreement (RAA) dengan Jepang. Perjanjian-perjanjian ini memfasilitasi kerja sama militer, latihan bersama, dan respons kemanusiaan.
AS juga merupakan sekutu perjanjian tunggal Filipina melalui Mutual Defense Treaty, yang mewajibkan kedua negara saling membantu jika terjadi serangan, termasuk di Laut Filipina Barat—bagian dari Laut China Selatan yang berada dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina.
Penulis : Anwar Chow
Editor : Aris Darmawan







Be First to Comment