PROTIMES.CO – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto meluncurkan Gerakan Menanam Anti Rugi (GEMAR) yang digagas Agro Nusantara Tani Milenial (PT ANTaM) sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
Manfaat dari gerakan ini diharapkan dapat dirasakan petani seluruh Indonesia, bahkan ruang lingkupnya semakin luas hingga ke luar negeri.
“GEMAR ini kita yakini, kita ilhami, Insya Allah menjadi solusi kebahagiaan bagi petani seluruh Indonesia. Kalau bisa ekspansi ke negara lain ke Vietnam, Thailand, China,” kata Mendes Yandri saat Peluncuran GEMAR di Desa Pelem, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Diketahui keberadaan GEMAR akan membantu petani mengentaskan gagal panen yang disebabkan hama, cuaca, pupuk, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, Kemendes PDT tidak ragu menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT ANTaM yang menggagas gerakan tersebut.
Dukungan lain yang diberikan Kemendes PDT dalam realisasi GEMAR ada beragam. Di antaranya dalam penyediaan data desa, menghubungkan dengan BUMDesa dan koperasi desa, serta penggalian dan pemetaan potensi desa sehingga titik lokasinya tidak akan meleset.
“Melalui MoU ini, kita mitigasi mulai pembiayaan, pupuk, pemasaran, semua dari hulu sampai hilir. Petani kita kawal, Insya Allah tidak rugi,” kata Mendes Yandri usai penandatanganan MoU didampingi Wamendes Ariza Patria.
“Kalau tidak rugi maka Asta cita ke-6 Bapak Presiden insyaallah benar-benar terwujud di bumi nusantara,” imbuhnya.
Potensi kesuksesan hasil panen pertanian di Indonesia masih tergolong rendah sehingga petani sering mengalami kerugian. Ironinya, kerugian ini tetap terjadi saat momen panen raya disebabkan harga tidak stabil akibat timpangnya antara permintaan dan persediaan barang.
Hal ini harus dimitigasi, sehingga Kemendes PDT menggandeng tidak hanya kementerian/lembaga, namun juga pihak swasta.
Jika kerja sama ini berhasil, maka dipastikan pertumbuhan ekonomi benar-benar meningkat sesuai target yakni delapan persen.
“Semua potensi pangan ada di desa. Kita harus kolaborasi agar semua hasil panen bagus. Apalagi MBG (Makan Bergizi Gratis) kita butuh cabai, tomat banyak, ikan, telur. Oleh karena itu kita nggak boleh lengah menyiapkan bahan baku MBG jadi desa di Indonesia tidak jadi penonton,” tegasnya.
Penandatanganan MoU dilaksanakan bersamaan dengan penanaman bibit jagung, diharapkan membawa hasil maksimal untuk masyarakat setempat.
Pewarta: Khairul
Editor: Khopipah
Be First to Comment