PROTIMES.CO – Festival Film Indonesia (FFI) 2025 memperkenalkan sistem penjurian yang telah disempurnakan untuk menjamin keadilan dan kualitas penilaian terhadap karya-karya film yang masuk nominasi.
Ketua Bidang Penjurian FFI, Budi Irawanto, menyebut sistem tahun ini menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara seimbang.
“Esensi sistem penjurian tetap mengkombinasikan penilaian kuantitatif dan kualitatif yang mendudukkan film, baik sebagai produk industri yang populer maupun karya budaya,” ungkap Budi.
Penyempurnaan sistem dilakukan berdasarkan evaluasi penyelenggaraan tahun sebelumnya serta hasil diskusi dengan pemangku kepentingan sepanjang tahun 2024. Sistem ini dirancang agar lebih efektif dan adaptif terhadap dinamika perfilman nasional.
Budi menekankan bahwa FFI bukan hanya penghargaan bagi sinema sebagai hiburan, tetapi juga sebagai ekspresi budaya yang memiliki nilai sosial. Penjurian yang holistik dianggap penting agar mampu memberi tempat bagi film dengan narasi lokal yang kuat maupun inovasi teknis terbaru.
Ketua Komite FFI, Ario Bayu, menyambut baik sistem baru tersebut dan menyatakan keyakinannya bahwa FFI bisa menjadi tolok ukur kualitas industri film Indonesia.
“Kita menyaksikan peningkatan kualitas luar biasa, baik dari segi cerita maupun teknis,” ujarnya.
Pendaftaran film dan kritik film untuk FFI 2025 dibuka mulai 1 Juli hingga 31 Agustus. Proses penjurian akan berlangsung hingga Oktober, dengan malam anugerah Piala Citra dijadwalkan pada November 2025.
Peluncuran FFI turut dihadiri oleh sejumlah pejabat Kementerian Kebudayaan dan komunitas perfilman nasional, yang menyambut baik sistem baru yang lebih akuntabel dan transparan.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah
Be First to Comment