Press "Enter" to skip to content
Wamenkop Ferry Juliantono. (Foto: Kementerian Koperasi)

Wamenkop: Saatnya Rakyat Papua Jadi Subyek Perekonomian Lewat Kopdes Merah Putih

PROTIMES.CO — Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono selaku Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menegaskan bahwa pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih di Papua Barat merupakan langkah strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi desa dan menjadikan masyarakat Papua sebagai subyek dari perekonomian.

“Koperasi didorong menjadi pusat layanan ekonomi rakyat, dikelola secara profesional, dan menjadi ruang kolaborasi masyarakat membangun kesejahteraan bersama. Kopdes/Kel Merah Putih adalah manisfestasi pendekatan kesejahteraan oleh negara dan menjadikan masyarakat Papua sebagi subyek dari ekonomi,” paparnya.

Wamenkop Ferry merujuk Manokwari menjadi contoh keberhasilan dengan capaian 100%.

“Karena, koperasi desa/kelurahan merah putih adalah manifestasi pendekatan kesejahteraan oleh negara,” katanya.

Wamenkop Ferry mengungkapkan, para petani, nelayan, dan penggerak ekonomi rakyat lainnya selama ini kurang mendapat keadilan secara ekonomi. Termasuk yang ada di Papua Barat.

Bayangkan saja, di produsen harganya rendah, tapi setelah diproses, harganya tinggi di tingkat konsumen.

“Keuntungan yang didapat lebih banyak diambil para perantara atau middleman,” ucap Wamenkop.

Kopdes/Kel Merah Putih, tutur Wamenkop, dapat mengubah kondisi tersebut karena kehadirannya dapat memutus mata rantai distribusi yang terlalu panjang.

Ia pun menggambarkan kondisi di Papua Barat, yang kebutuhan bahan pokoknya justru juga disuplai dari daerah lain. Kondisi seperti ini juga yang menyebabkan harga produk mahal. 

“Padahal, barang-barang tersebut bisa dihasilkan dari daerah itu sendiri. Baik dari provinsi, baik dari kabupaten, kota maupun dari desa-desa itu sendiri,” terang Wamenkop.

Kemudian, harga bahan pokok yang tidak stabil dan mahal, karena kebutuhan desa disuplai dari desa yang lain, hingga kecamatan butuh beras juga disuplai dari daerah yang lain.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, ia mengakui banyak anak muda kesulitan mencari lapangan pekerjaan.

Di Indonesia sekarang, sebutnya, banyak anak muda, atau hampir sebagian besar anak muda, pindah ke kota, karena desa tidak ada tempat atau kegiatan untuk bekerja. 

“Adanya Kopdes/Kel Merah Putih di desa-desa akan menyerap banyak tenaga kerja, khususnya kaum muda terdidik, agar tidak urbanisasi lagi,” papar Wamenkop.

Dampak positif lainya, lanjut Wamenkop, adalah akses kesehatan.

“Presiden Prabowo ingin kegiatan Kopdes/Kel Merah Putih ini juga bisa menyediakan apotik-apotik desa, supaya harga obat bisa terjangkau oleh rakyat,” ucap Wamenkop.

Pewarta: Khairul

Editor: Khopipah

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *