PROTIMES.CO – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur tidak boleh sekadar berorientasi pada konektivitas, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan dampak lingkungan.
“Pembangunan infrastruktur bukan sekadar menghubungkan jalan, pelabuhan, dan kota, tetapi juga memitigasi dampaknya,” kata Sri Mulyani dalam pernyataanya, Kamis (12/6/2025).
Ia menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan tidak bisa hanya ditopang oleh pemerintah, melainkan harus melibatkan sektor swasta, kemitraan strategis, dan inovasi dalam pembiayaan.
Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Pemerintah, kata dia, telah menetapkan kerangka kerja berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) sejak tahun 2022.
Melalui inisiatif tersebut, Indonesia berhasil menarik investasi sebesar 18,8 miliar dolar AS.
“Kerangka ini tidak hanya penting untuk keberlanjutan, tapi juga memperkuat kredibilitas Indonesia dalam menarik investasi hijau,” ujarnya.
Sri Mulyani juga menyoroti penerbitan obligasi hijau berbasis syariah atau Green Sukuk, baik secara global maupun domestik.
Sejak tahun 2018, total Green Sukuk yang diterbitkan mencapai 6,6 miliar dolar AS secara global dan Rp78,8 triliun di pasar domestik.
“Mari kita terus bekerja sama untuk mencapai tujuan pembangunan Indonesia, dengan tetap menjaga lingkungan hidup dan bumi tempat tinggal kita,” ucapnya.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah
Be First to Comment