PROTIMES.CO – Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) memperkuat tiga subsektor prioritas yang memberi kontribusi ekspor terbesar dalam ekonomi kreatif seperti fesyen, kriya, dan kuliner.
Bersama Kementerian UMKM dan Kementerian Perdagangan, Kementerian Ekraf meluncurkan program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) di Ballroom Thamrin Nine, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Program ini dirancang secara komprehensif melalui proses kurasi, bootcamp, fasilitasi sertifikasi, business matching, dan pameran ekspor.
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya mengungkap bahwa program ASIK menjadi wadah kolaboratif yang menghubungkan potensi lokal dengan peluang global.
Program ini diharapkan dapat menghadirkan karya-karya subsektor ekonomi kreatif prioritas tak hanya estetik, tetapi juga punya makna yang berdaya saing dan mendunia.
“Bapak Presiden Prabowo mengingatkan kita untuk kolaborasi lintas kementerian, termasuk mendukung ekosistem ekonomi kreatif yang tak hanya sebatas membuka lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan investasi, dan memperluas ekspor,” ujar Menteri Teuku dalam peluncuran program ASIK 2025.
“Melalui program ASIK 2025, kami berharap jadi bisa memberi dorongan nyata bagi para pegiat ekonomi kreatif subsektor unggulan seperti fesyen, kriya, dan kuliner sehingga bisa masuk ke pasar global,” sambungnya.
ASIK 2025 hadir sebagai gerakan baru yang diinisiasi oleh Kementerian Ekraf untuk mengakselerasi ekspor produk-produk kreatif Indonesia seperti fesyen, kriya, dan kuliner ke pasar global.
Ketiga sektor tersebut memiliki peran sentral dalam menyerap 94% tenaga kerja ekonomi kreatif yang menciptakan lapangan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Oleh karena itu, tema yang diangkat tahun ini pun “Scan The Spirit of Indonesian Creativity”, yang menjadi bentuk kehadiran peran pemerintah untuk membina, memfasilitasi, dan memperkuat para pegiat ekraf untuk bersaing di pasar global.
Selanjutnya, Menteri Teuku mengatakan bahwa program ASIK menghadirkan pendekatan kolaborasi yang komprehensif dalam mendukung pegiat ekraf untuk meningkatkan kapasitas produksi, memperbaiki kualitas produk, dan menjangkau akses pasar ekspor yang lebih luas.
“Kolaborasi menjadi kunci utama program ASIK yang dijalankan melalui sinergi dengan berbagai pihak seperti Kementerian UMKM, Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia, Bank Syariah Indonesia (BSI), Shopee Indonesia, MRA Group, Paragon Corp, dan semua lembaga pemerintah yang memberi dukungan regulasi dan fasilitasi, maupun sektor swasta yang membuka akses ke jaringan pasar internasional yang lebih luas,” jelasnya.
Selain acara peluncuran Program ASIK 2025 juga dilakukan penandatanganan kesepahaman bersama (MoU) bersama Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Kementerian UMKM) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan membangkitkan industri kreatif tanah air. (*)