PROTIMES.CO – Ratusan aktivis reformasi 1998 dan aktivis pro demokrasi lintas generasi melakukan ziarah tabur bunga sekaligus refleksi reformasi di Taman Makam Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur, Rabu (21/5/2025).
Mantan aktivis 98 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Wanto Sugito mengatakan bahwa reformasi bukan sekadar peristiwa, dan tabur bunga bukan sekedar seremoni, melainkan momentum kontemplasi untuk terus memperjuangkan nilai yang diamanatkan perjuangan reformasi tersebut.
“Nilai untuk terus melawan ketidakadilan, nilai untuk terus melawan rezim intimidatif dan anti demokrasi, nilai untuk terus melawan sistem militeristik, nilai untuk mewujudkan pemerintahan pro rakyat, “ kata pria yang akrab disapa Bung Klutuk itu.
Dilanjutkan olehnya, perlawanan terhadap Orde Baru era Reformasi mampu menumbangkan Soeharto sebagai icon totaliter dan diktator.
Oleh karena itu, pihaknya sangat menentang wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto.
“Kami menyatakan penolakan tegas terhadap upaya pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto, mantan presiden yang memimpin selama 32 tahun melalui rezim Orde Baru yang otoriter, militeristik, dan penuh pelanggaran hak asasi manusia,” ujar Wanto.
Wanto menganggap upaya pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto adalah penghinaan terhadap para korban, keluarga mereka, serta seluruh rakyat Indonesia yang memperjuangkan keadilan dan demokrasi.
Pewarta: Khairul
Editor: Khopipah
Be First to Comment