PROTIMES.CO — Wakil Gubernur Kalimantan Timur Seno Aji menegaskan pentingnya penguatan early warning system sebagai kunci pengendalian inflasi daerah, terutama menghadapi potensi tekanan harga pada akhir 2025. Penegasan ini disampaikan dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Kamis (18/12).
Seno Aji mengapresiasi forum strategis tersebut sebagai ruang koordinasi antarpemangku kepentingan untuk membaca dan mengantisipasi dinamika inflasi ke depan. Ia menilai isu inflasi semakin krusial seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diperkirakan mendorong pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi Kalimantan Timur dalam satu hingga dua tahun mendatang.
“High Level Meeting ini penting untuk mengantisipasi potensi inflasi, terutama menjelang akhir tahun. Tantangan akan meningkat seiring perkembangan IKN,” ujar Seno, seperti dilansir di laman kaltimprov.go.id.
Ia menegaskan, capaian pengendalian inflasi Kaltim selama ini merupakan hasil sinergi kuat pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Namun, menurutnya, keberhasilan tersebut harus diikuti langkah yang lebih antisipatif dan berbasis data.
Wagub menekankan early warning system harus dimanfaatkan optimal untuk memetakan dan memproyeksikan potensi inflasi sejak dini agar kebijakan dapat diambil tepat waktu dan terukur.
Selain itu, Seno mengingatkan pentingnya menjaga kelancaran logistik, mengingat Kaltim masih bergantung pada pasokan pangan dari luar daerah. Keterlambatan distribusi, tegasnya, berisiko memicu lonjakan harga.
Dalam HLM tersebut, aplikasi Mandau Kaltim turut diluncurkan. Wagub berharap sistem ini mampu memperkuat pemantauan komoditas utama dan menjadi dasar kebijakan yang lebih akurat dalam menjaga stabilitas harga di Kalimantan Timur.
Penulis : Anwar Chow
Editor : Aris Darmawan
Be First to Comment