Tanggal dan Hari

Program Prioritas Mulai Terealisasi, Rupiah Menguat Tipis

Penguatan rupiah mencerminkan sentimen positif terhadap langkah pemerintah dalam mempercepat realisasi program prioritas seperti MBG dan perumahan rakyat.
Ilustrasi. (Foto: RRI/Magdalena Krisnawati)

PROTIMES.CO – Nilai tukar rupiah berhasil ditutup menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (6/5/2025), meski sempat melemah di awal sesi.

Rupiah menguat 6 poin ke level Rp16.449 dari penutupan sebelumnya di Rp16.455. Penguatan ini didorong oleh optimisme pasar terhadap percepatan belanja pemerintah dan stabilitas fiskal dalam negeri.

Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyatakan penguatan rupiah mencerminkan sentimen positif pelaku pasar terhadap langkah pemerintah dalam mempercepat realisasi program prioritas, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan sektor perumahan rakyat.

“Anggaran MBG yang naik menjadi Rp171 triliun dan mulai terealisasi signifikan sejak Maret menjadi sinyal kuat pemulihan konsumsi,” ujarnya.

Realisasi anggaran yang mencapai Rp2,3 triliun per April 2025 menunjukkan bahwa pemerintah telah membuka keran belanja yang sempat tertahan pada awal tahun.

Penyaluran anggaran kementerian dan lembaga yang mulai normal kembali sejak Maret juga memperkuat optimisme terhadap perbaikan pertumbuhan kuartal selanjutnya.

Pada kuartal I 2025, konsumsi pemerintah memang tercatat kontraksi 1,38 persen year on year.

Meskipun begitu, seluruh komponen lain dalam pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) menunjukkan performa positif, termasuk konsumsi rumah tangga yang menjadi pendorong utama ekonomi nasional.

Pasar juga merespons positif kebijakan fiskal lain seperti insentif perpajakan di sektor perumahan dan perluasan skema FLPP. Langkah ini dinilai dapat memperkuat daya beli masyarakat dan mendukung stabilitas makroekonomi di tengah tantangan global.

Secara eksternal, tekanan terhadap dolar AS sedikit mereda setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan optimisme terhadap ketahanan ekonomi AS. Akan tetapi, pelaku pasar masih menunggu data inflasi dan neraca perdagangan AS akhir pekan ini, yang dapat menjadi pemicu volatilitas.

Dengan sejumlah katalis positif dari dalam negeri, rupiah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Rp16.390–Rp16.450 pada perdagangan setelahnya.

Ibrahim menyarankan agar pemerintah tetap menjaga kecepatan realisasi anggaran serta komunikasi publik untuk menjaga momentum penguatan nilai tukar.

Pewarta: Dzakwan

Editor: Khopipah

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Scroll to Top

LOGIN