Tanggal dan Hari

Kementerian P2MI Pulangkan Riska, Pekerja Migran Asal Palu yang Viral Minta Dipulangkan dari Oman

Kementerian P2MI berhasil memulangkan Riska, pekerja migran asal Sulawesi Tengah, setelah videonya yang meminta dipulangkan dari Oman viral di media sosial.
Riska, PMI asal Palu yang viral minta dipulangkan ke Indonesia. (Foto: Kementerian P2MI)

PROTIMES.CO – Riska, pekerja migran asal Palu, Sulawesi Tengah, yang viral dengan videonya meminta tolong agar pemerintah Indonesia membantu memulangkannya akhirnya tiba di Tanah Air, Minggu (13/4/2025) siang.

Riska dipulangkan dari Oman ke Indonesia dengan transit di Malaysia. Selanjutnya, ia akan difasilitasi pulang ke daerah asalnya di Palu, Sulawesi Tengah.

Kepulangan Riska tak terlepas dari usaha Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding.

Usai melihat video Riska viral di media sosial, Karding lantas meminta stafnya membantu kepulangan Riska hingga ke kampung halamannya.

“Bapak Menteri, terima kasih atas bantuannya. Saya masih bisa diizinkan untuk pulang ke Tanah Air, bisa berkumpul dengan keluarga. Saya enggak bisa bantu dengan apa yang sudah Bapak berikan kepada saya, tapi sekali lagi, terima kasih, saya ucapkan terima kasih, biar Allah SWT yang membalas dengan berlipat-lipat ganda,” kata Riska.

Ia lantas menceritakan kronologis apa yang telah menimpa dirinya di Oman.

Awalnya, Riska dijanjikan bekerja di Malaysia pada Februari 2025 sebagai asisten rumah tangga. Akan tetapi, setelah menunggu satu bulan di Malaysia, Riska tak kunjung diberikan pekerjaan oleh orang yang mengaku sebagai sponsornya bekerja.

Setelah itu, lanjut Riska, sponsornya mengiming-iminginya untuk bekerja di Oman dengan gaji yang tinggi dan majikan baik. Riska pun mengiyakan dan akhirnya berangkat ke Oman pada 13 Maret 2025.

“Tapi sampai di sana tidak sesuai harapan,” ungkap Riska.

Ia bahkan terpaksa kelaparan karena tidak diberikan makan dan uang selama perjalanannya ke Oman yang sempat transit di Bangladesh.

Sesampainya di Oman, Riska dipekerjakan selama dua hari di rumah majikannya. Selama dua hari itu, Riska mengaku mendapat kekerasan verbal dan ia lantas dipulangkan oleh majikannya ke agen yang membawanya ke Oman.

Saat dipulangkan ke agen yang membawanya, Riska mengaku khawatir, karena selama ini, banyak pekerja migran lain mendapat kekerasan fisik ketika dipulangkan ke agen yang juga menampungnya itu.

Ada 15 pekerja migran Indonesia, termasuk Riska, yang ditampung agen penyalur pekerja migran di Oman.

“Saya takut kalau dipulangkan ke agen, karena sampai di agen, biasanya dipukul. Tapi untungnya saya tidak dipukul, cuma mendapat kekerasan verbal aja, tapi saya sudah takut. Makanya saya membuat video itu, saya mau minta bantu untuk dipulangkan ke Indonesia. Karena saya udah trauma, udah ketakutan,” katanya.

Riska juga merasa ditipu oleh agen yang mengiming-iminginya pekerjaan dari kampung halamannya di Palu.

Agen itu, kata Riska, mengaku sebagai agen resmi yang ternyata hanya mengopernya dari satu agen ke agen yang lain, hingga akhirnya ia terdampar di Oman.

“Saya besar hati untuk berangkat. Tahunya sampai di sana (Oman) ilegal. Paspornya saja bukan untuk permit kerja,” kesalnya.

Riska lantas mengingatkan warga Indonesia lain yang ingin bekerja di luar negeri untuk berhati-hati dan tidak tergiur iming-iming gaji besar di media sosial, tapi ternyata ilegal.

“Meski harus menunggu, lebih baik berangkat dengan jalan yang resmi dan yayasan atau penyalur yang resmi,” pungkasnya

Pewarta: Khairul

Editor: Khopipah

WhatsApp
Twitter
Facebook
Telegram

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Scroll to Top

LOGIN