PROTIMES.CO – Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengaku prihatin atas adanya temuan 400 siswa tingkat SMP di Buleleng, Bali, yang belum bisa membaca dan mengeja.
Menurut Hetifah, kondisi ini adalah tanda peringatan serius bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan dan menegaskan perlunya intervensi cepat serta strategi pembelajaran yang lebih berpihak pada kebutuhan siswa.
“Kita tidak bisa membiarkan satu anak pun kehilangan hak dasarnya untuk bisa membaca. Literasi adalah fondasi segala proses belajar. Dan ketika 400 anak tidak bisa membaca di jenjang SMP, berarti ada mata rantai yang terputus dalam sistem pendidikan kita yang harus segera kita perbaiki,” kata Hetifah di Jakarta, Kamis (10/4/2025).
Politisi partai Golkar itu menekankan bahwa kondisi di Buleleng adalah warning keras bagi daerah lain di seluruh Indonesia.
Ia meyakini bahwa situasi serupa bisa saja terjadi di wilayah lain, namun belum terpetakan secara sistematis akibat minimnya pelaporan dan asesmen literasi yang menyeluruh.
“Pemerintah daerah bersama kementerian terkait harus segera memperbarui data kemampuan literasi siswa secara nasional, termasuk mencakup madrasah dan pendidikan non-formal,” kata Hetifah.
“Kita perlu pendekatan yang lebih personal, pembelajaran berdiferensiasi, dan intervensi dini yang melibatkan guru, psikolog pendidikan, serta pendamping khusus, terutama jika ditemukan kasus seperti disleksia.
Di saat yang sama, regulasi soal kewajiban naik kelas juga perlu dikaji ulang, agar tidak menutupi fakta bahwa ada anak-anak yang masih belum menguasai kompetensi dasar,” pungkasnya.
Pewarta: Khairul
Editor: Khopipah