Tanggal dan Hari

Kutuk Pembantaian di Gaza, PMII Serukan Boikot 25 Produk Israel

Irkham menegaskan bahwa daftar boikot ini mencerminkan aspirasi murni dari PMII yang menolak diam di tengah agresi biadab yang menargetkan negara-negara Islam.
Unjuk rasa BDS di Melbourne, Australia, menolak blokade Gaza oleh Israel dan serangan terhadap armada kapal kemanusiaan tahun 2010. (Foto: Flickr/Mohamed Ouda)

PROTIMES.CO – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyerukan umat Islam dari seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu melakukan boikot terhadap 25 brand global asing sebagai bentuk protes terhadap kelanjutan genosida Israel di Gaza, Palestina.

“PMII hari ini secara resmi mengeluarkan daftar boikot sebagai panduan bagi umat Islam dalam gerakan boikot global, yang bertujuan untuk mendukung perjuangan umat Muslim yang tertindas di Gaza, Yaman, dan Lebanon,” ujar Sekretaris Jenderal PMII, M. Irkham Tamrin, Selasa (25/3/2025).

“Daftar boikot ini mencakup 25 brand global asing yang beroperasi di negara-negara Muslim dan memiliki keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan perekonomian Israel. Keberadaan bisnis besar ini juga turut memperkuat kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan Eropa, yang secara nyata menyengsarakan umat Islam, seperti yang dapat kita saksikan saat ini di Yaman dan Lebanon,” tambahnya.

Irkham menegaskan bahwa daftar boikot ini mencerminkan aspirasi murni dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang menolak diam di tengah agresi biadab yang menargetkan negara-negara Islam.

Dalam pernyataannya, beliau mengungkapkan bahwa pembantaian di Gaza pada awal pekan ini telah merenggut lebih dari 400 nyawa, mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.

“Di saat umat Islam Indonesia sibuk menyiapkan takjil dan sahur, di Gaza, pembantaian keji berlangsung dalam waktu hanya 48 jam. PMII dengan tegas menolak untuk menganggap ‘normal’ kebiadaban yang terjadi di Gaza, Yaman, dan Lebanon. Oleh karena itu, kami mengeluarkan daftar boikot dan mendesak umat Islam di seluruh Indonesia, dari kota hingga desa, dari anak-anak hingga orang dewasa, untuk bersatu memboikot produk-produk global yang kami identifikasi berkontribusi pada perekonomian Israel dan kebijakan luar negeri negara-negara Barat,” tuturnya.

Dia menegaskan bahwa boikot adalah bentuk solidaritas dan perlawanan yang sah, yang terbukti dapat memberikan tekanan finansial pada merek-merek asing.

Menurutnya, boikot yang tidak terorganisir selama setahun terakhir telah memberikan dampak yang signifikan terhadap bisnis internasional.

“Dengan adanya daftar boikot ini, PMII berharap gerakan ini dapat diperluas dan memberikan dampak yang lebih besar terhadap Israel dan perusahaan-perusahaan asing,” tuturnya.

Pewarta: Khairul

Editor: Khopipah

WhatsApp
Twitter
Facebook
Telegram

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Scroll to Top

LOGIN