PROTIMES.CO – Polri mengungkap modus baru penyebaran SMS phishing menggunakan teknologi fake base transceiver station (BTS). Teknik ini memungkinkan pelaku menyasar masyarakat secara acak tanpa membutuhkan nomor ponsel calon korban.
Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada menjelaskan bahwa pelaku menyabotase jaringan 4G dan menyebarkan SMS berisi tautan penipuan ke perangkat yang berada dalam jangkauan sinyal.
“Tidak perlu nomor. Yang penting disebar saja, nanti yang nyangkut, nyangkut lah,” ujarnya.
Menurut Wahyu, metode ini menyasar titik-titik keramaian agar peluang korban yang terjebak semakin besar.
“Kalau ibarat orang nabur jaring, di tempat ramai ikannya banyak. Kalau di tempat sepi, ya sedikit yang kejaring,” katanya.
Pelaku tak memerlukan keahlian teknis tinggi. Mereka cukup menjalankan kendaraan berisi perangkat fake BTS yang telah disiapkan dan dikendalikan dari jarak jauh oleh pengendali utama.
“Semua sudah di-setting, tinggal muter-muter saja,” jelasnya.
Brigjen Himawan Bayu Aji menambahkan bahwa pengendalian kendaraan dilakukan melalui grup Telegram, sementara titik lokasi ditentukan menggunakan Google Maps.
Dari titik-titik itu, SMS phishing dikirimkan secara massal ke ponsel di sekitarnya.
Dari enam laporan polisi yang diterima Bareskrim dan Polda Metro Jaya, terdapat 12 korban dengan total kerugian mencapai hampir Rp473 juta.
“Namun yang lebih penting adalah mencegah agar tidak semakin banyak korban,” ujar Wahyu.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap pesan dari nomor tak dikenal.
“Klik sembarangan pada tautan bisa menyebabkan pencurian data dan dana dari rekening pribadi,” katanya.
Pewarta: Dzakwan
Editor: Khopipah
