Tanggal dan Hari

Regulasi Lemah, Peredaran Kosmetik Ilegal di Indonesia Kian Marak

Menurut Natasya, lemahnya pengawasan terlihat dari meningkatnya temuan kosmetik ilegal di pasaran serta banyaknya konsumen yang tertipu oleh produk viral.
Ilustrasi. (Foto: Freepik)

PROTIMES.CO – Maraknya peredaran kosmetik ilegal di Indonesia disoroti sebagai akibat dari lemahnya regulasi dan minimnya edukasi bagi konsumen.

Hal ini diungkapkan oleh Made Natasya Restu Dewi Pratiwi, Peneliti Bidang Sosial The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII).

Menurut Natasya, lemahnya pengawasan terlihat dari meningkatnya temuan kosmetik ilegal di pasaran serta banyaknya konsumen yang tertipu oleh produk viral yang menawarkan hasil instan.

“Permasalahan kosmetik ilegal ini penting diperhatikan secara lebih serius dengan memperketat proses pengawasan produk kosmetik dari pra-produksi hingga pasca-produksi,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa pemerintah perlu mengakomodasi mekanisme pengawasan yang lebih rinci melalui revisi Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang saat ini tengah dibahas oleh Komisi VI DPR.

Salah satu langkah yang diambil adalah melibatkan influencer di bidang kosmetik untuk mengedukasi konsumen.

“Kolaborasi ini dapat dimanfaatkan untuk menggencarkan edukasi kepada konsumen terkait cara pemilihan kosmetik yang aman, bersertifikasi BPOM, dan meningkatkan pengetahuan tentang pelaporan efek samping maupun kosmetik ilegal yang masih beredar bebas di pasaran,” kata Natasya.

Edukasi konsumen dinilai sebagai kunci utama dalam menangani peredaran kosmetik ilegal.

Minimnya informasi menyebabkan banyak masyarakat tertipu oleh klaim produk yang tidak bertanggung jawab.

Dengan pemahaman yang lebih baik, konsumen dapat lebih kritis dalam memilih produk yang aman untuk digunakan.

Selain itu, Natasya juga menegaskan pentingnya transparansi regulasi di industri kosmetik.

Pemerintah harus memastikan bahwa produsen kosmetik bertanggung jawab dalam melakukan pemantauan terhadap produk yang beredar serta menangani kasus efek samping yang dialami konsumen.

Ia mengusulkan agar data hasil monitoring terhadap efek samping kosmetik dapat diakses oleh publik.

Hal ini diperlukan agar masyarakat bisa mengetahui produk atau merek yang terbukti berbahaya. Dengan demikian, konsumen dapat lebih waspada dalam memilih kosmetik yang mereka gunakan.

“Pengawasan ketat dan edukasi konsumen yang lebih baik merupakan langkah krusial dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi industri kosmetik, memastikan kepatuhan produsen terhadap regulasi, dan melindungi konsumen dari kosmetik ilegal,” pungkasnya.

Pewarta: Dzakwan

Editor: Khopipah

WhatsApp
Twitter
Facebook
Telegram

Agar Tidak Ketinggalan Informasi Terbaru
Ikuti Berita Kami di Google News, Klik Disini

Scroll to Top

LOGIN